Fakta Lucu (baca: Fakta Koplak) Seputar UN SMA -2013

Sebelum memulai tulisan ini, saya ingin memperkenalkan dulu istilah koplak kepada
teman-teman, terutama kepada yang belum tahu. Saya sendiri baru
mengenal kata koplak setelah bergabung dengan Kompasiana. Sebelumnya
saya hanya sempat mendengar saja, tanpa pernah menggunakannya. .
Koplak
ini berasal dari bahasa Jawa gaul untuk menyebut seseorang yang
perilaku atau bicaranya cenderung ngawur tapi merasa benar, keren dan
cerdas, padahal sebetulnya tidak. Kata koplak juga dapat digunakan untuk
menggambarkan sebuah situasi yang lucu tapi tak pantas untuk
ditertawakan. Misalnya kelucuan akibat kebodohan seseorang, kelucuan
yang menyebabkan kemalangan, kelucuan yang mengenaskan, dsb. Biarpun
situasinya lucu banget, tetap saja tak pantas untuk ditertawakan,
karena nggak sopan itu namanya.
Kembali
ke UN. Pelaksanaan Ujian Nasional untuk siswa SMA sudah menyelesaikan
hari kedua. Baru berjalan dua hari, sudah banyak kejadian lucu yang
mewarnai pelaksanaan Ujian yang membuat anak SMA se Indonesia jadi
senewen ini. Baik kelucuan yang terjadi di seluruh Indonesia maupun
yang terjadi di sekitar tempat saya mengawas. Mau tahu dimana letak
koplaknya ? Mari ikuti saya…
1. Orang Tua yang Galau
Saking
cemasnya melihat anak-anak kesayangannya pada stress menghadapi UN,
beberapa orang tua di Malang- Jawa Timur sampai membawa anaknya ke
tempat praktek Eyang paranormal alias orang pintar. Anak beranak ini
lantas meminta Eyang untuk mendoakan Pensil 2B yang akan dipakai
menjawab soal UN, dengan tujuan agar si anak diberi kelancaran dan
kemudahan. Yang jadi masalah, kenapa pensilnya yang didoakan ? kenapa
tidak anaknya saja yang didoakan ? biarpun itu pensil didoakan sampai
mabok sekalipun, kalau anaknya
nggak belajar, ya mana bisa dia menjawab
soal-soal UN dengan benar? atau mungkin maksudnya, agar ketika si anak
terpaksa “menembak” jawaban UN, tembakannya itu tepat sasaran berkat
tuah dari si pensil sakti yang sudah disembur dengan dengan doa-doa itu.
ya,ya, ya, dapat dimengerti.
2. Guru yang mengungkapkan kerendahan hatinya dengan cara yang terlalu rendah
Di
sebuah SMA di Sukabumi. Mungkin karena UN kali ini cukup sukar untuk
dicurangi, seorang Guru yang biasa menolong siswanya dengan jalan gelap
yakni dengan jalan menjadi anggota tim sukses UN yang terkenal curang
itu, beberapa hari menjelang UN sampai merasa harus meminta maaf di
depan kelas karena suatu alasan. Dia meminta maaf pada murid-muridnya
karena selama ini tidak maksimal dalam mengajar sebab terlalu sering
meninggalkan kelas. ” Bapak minta maaf ya, kali ini tidak bisa menolong
kalian. Kalian harus belajar sendiri, lebih rajin dan lebih giat lagi “.
Mendengar itu anak-anak cuma melongo,”oooh, jadi kita harus belajar
sendiri lagi yak ? Laahh itu Bapak mau kemana ? “.. (ampun dah ). Nah
ini adalah contoh guru yang punya prinsip ” jangan sampai tugas mengajar
mengganggu hobi mancing “.
3. Sistem distribusi koplak vs Humas sekolah yang terlampau pendiam
Di
sebuah daerah di kabupaten Tabanan – Bali. Sejak pagi murid-murid kelas
XII sudah berdatangan ke sekolah dengan persiapan fisik dan mental yang
prima. Siap tempur untuk membabat habis soal-soal UN di hari pertama.
Tapi apa lacur, musuh yang ditunggu-tunggu tak kunjung tiba. Soal UN
tak datang juga ke tempat ujian dilaksanakan. Usut punya usut, ternyata
UN di sekolah itu dan di sekolah-sekolah yang ada di 11 provinsi lain di
Indonesia, diundurkan pelaksanaannya, sebab distribusi soal UN belum
sampai ke daerah itu. Jadi UN terpaksa diundur entah sampai kapan,
mungkin sampai hari kiamat tiba nanti. Sementara pihak sekolah tidak
mengumumkan pengunduran ini kepada murid-muridnya.
Murid-murid
langsung pada bengong, takjub, heran, terkejut, semua perasaan
bercampur aduk di dalam dada. Antara senang, mangkel, kesal, bersyukur,
dan entah apa lagi. Akhirnya, pahlawan abege kita yang gagah berani
itupun terpaksa menyarungkan kembali pensil 2B nya, dan kembali dari
medan laga dengan membawa perasaan gondok bukan main. Gondok itu bagi
murid yang bener. Kalau murid yang koplak tentu lain lagi kelakukannya.
Mereka justru jingkrak-jingkrak girang banget, sambil teriak-teriak ”
horeee ..! aseeek ! UN gak jadiii, UN gak jadiii … asseek …♫ ♪♬“
4. Anak-anak dengan manajemen stress yang tinggi.
Sudah umum terjadi setiap kali masa UN tiba. Seisi rumah jadi mendadak pada ribet, terutama para ibu. Dari pagi buta ibu-ibu ribet mempersiapkan sarapan bernutrisi tinggi agar anaknya tidak merasa lemas dan memiliki energi yang cukup untuk menjawab soal UN. Juga agar otak sang anak bertambah cerdas sehingga tidak salah dalam menjawab soal UN. Hari- hari sebelumnya ribet ngurus seragam, sepatu, belanja alat tulis UN, maksa-maksa ke salon agar anak merapikan rambutnya (apa hubungannya coba ?). Mematikan semua TV, melarang internetan, menyita HP. Tak cukup itu, seharian terus senam mulut, ngoceh tiada henti mengingatkan putra-puntrinya agar belajar dan berlatih soal. Pokoknya ribet dan stress banget deh para emak-emak ini. Lalu sebagai responsnya, si anak malah menasihati Bundanya begini, ” Sudahlah Ma, woles aja, kalem aja kalee. Cuma UN doang diributin …”. ( Hlahh ?!! )
Sudah umum terjadi setiap kali masa UN tiba. Seisi rumah jadi mendadak pada ribet, terutama para ibu. Dari pagi buta ibu-ibu ribet mempersiapkan sarapan bernutrisi tinggi agar anaknya tidak merasa lemas dan memiliki energi yang cukup untuk menjawab soal UN. Juga agar otak sang anak bertambah cerdas sehingga tidak salah dalam menjawab soal UN. Hari- hari sebelumnya ribet ngurus seragam, sepatu, belanja alat tulis UN, maksa-maksa ke salon agar anak merapikan rambutnya (apa hubungannya coba ?). Mematikan semua TV, melarang internetan, menyita HP. Tak cukup itu, seharian terus senam mulut, ngoceh tiada henti mengingatkan putra-puntrinya agar belajar dan berlatih soal. Pokoknya ribet dan stress banget deh para emak-emak ini. Lalu sebagai responsnya, si anak malah menasihati Bundanya begini, ” Sudahlah Ma, woles aja, kalem aja kalee. Cuma UN doang diributin …”. ( Hlahh ?!! )
5. Pengawas yang mengambil kapling orang lain
Untuk
UN kali ini, kami para pengawas diharuskan menandatangani pakta
integritas. Semacam komitmen moral untuk mendukung kejujuran dan
kelancaran penyelenggaraan UN sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan, kurang lebih seperti itulah. Ya tentu saja kami bersedia,
karena pelaksanaan UN yang bersih dan jujur merupakan cita-cita kami
para pendidik.
Untuk
itu kami harus mengisi formulir pakta integritas yang berisi identitas
kami, tempat kami bertugas, dll. Setelah itu menandatangani kolom tanda
tangan pembuat perjanjian. Nah saking semangatnya, ada pengawas yang
main hajar saja menandatangani setiap kolom tanda tangan, tak peduli
kolom itu diperuntukkan bagi siapa. Pokoknya mencoretkan tanda tangan,
beres.
Akibatnya
panitia mencak-mencak. ” Lhaahh ! kenapa ditandatangani semua ? ini kan
kolom buat Pengawas Satuan Pendidikan ?! trus kalau semua sudah
ditandatangani begini, lalu pengawas harus nandatangan dimana ??! “
(yee … meneketehe ..)
Nah itulah contoh guru/pengawas yang terlalu bersemangat tapi kurang terbiasa membaca. Ya begini ini lah akibatnya. Jadi kacau balau ! heu heu …
Nah itulah contoh guru/pengawas yang terlalu bersemangat tapi kurang terbiasa membaca. Ya begini ini lah akibatnya. Jadi kacau balau ! heu heu …
6. Peserta UN yang mengira soal Bahasa Indonesia adalah dongeng pengantar tidur.
UN
hari pertama yang mengujikan Bahasa Indonesia baru berjalan setengah
jam. Anak laki-laki gendut yang ada dua deret di depanku sudah
terangguk-angguk mengantuk, lalu sedikit demi sedikit menggelosorkan
tubuhnya duduk dalam posisi rebahan di meja, dan semenit kemudian,
menghilang, alias tidur nyenyak.
Saya
berjalan mendekatinya, membangunkan dengan menepuk pelan bahunya. Anak
itu membuka matanya dengan malas, lalu duduk tegak dan ketika saya sudah
duduk kembali ke kursi pengawas, anak itu sudah merem lagi sambil
menopang dagunya. Haduh ini bocah. Tak mau kalah, saya bangunkan lagi
anak itu, kali ini sambil menyuruh dia ke kamar mandi untuk mencuci
mukanya supaya segar. Ada-ada saja. Apa dia pikir soal Bahasa Indonesia
itu dongeng HC Andersen apa ? Sembarangan banget …
7. Manusia Super : Baru lahir langsung ikut UN
Tak
bisa disangkal lagi, UN memang mendatangkan tekanan tersendiri bagi
para siswa. Meskipun sudah melakukan persiapan selama berminggu-minggu,
melalui berbagai pengayaan, pendalaman materi, Try Out, dan ada juga
anak-anak yang ikut bimbel dengan mengeluarkan biaya jutaan rupiah,
tetap saja ketika hari H menjelang, rasa gentar itu datang juga.
Hal
itu rupanya yang dialami oleh anak laki-laki yang kebetulan menjalani
UN mata pelajaran Fisika di ruangan tempat saya mengawas. Anak ini
penampilannya kekar, tinggi besar, dan sedikit berkumis. Anggota tim
basket sekolah kelihatannya. Namun kadang penampilan gagah perkasa tak
selalu harus sejalan dengan nyali. Buktinya sewaktu mengisi identitas
tentang tanggal, bulan, dan tahun kelahiran, dia melakukan kesalahan
yang fatal. Dia mengisinya begini : 16 – 04 – 2013. Waduhh
?? baru lahir beberapa menit yang lalu dong ?! hebat, hebat ! baru
lahir sudah ikut UN. Anak-anak sekarang memang zuuppeerr ..!
Untung segera ketahuan, dan dengan senyum malu, dia cepat mengganti dengan tanggal yang seharusnya . heu heu …
8. Murid sakti : menjawab Matematika dengan intuisi
Seorang
rekan yang kebagian tugas mengawas di salah satu SMA yang terletak di
pelosok Sukabumi, bercerita tentang pengalamannya yang menggelikan. Dia
bilang di ruangan tempat dia mengawas, ada anak yang sakti banget. Saat
itu teman saya tersebut sedang mengawas UN Matematika. Waktu baru
berjalan beberapa menit, tapi salah seorang anak yang ada di ruangan itu
sudah menyelesaikan semua soal dengan sempurna. Seluruh bulatan jawaban
di LJUN sudah diisi. Bulat sempurna berwarna hitam legam oleh pensil
2B.
Yang
mengherankan, meski dia sudah mengerjakan seluruh soal Matematika hanya
dalam beberapa menit, namun kertas buram dan lembar soal yang ada
dihadapannya bersih sama sekali, tidak ada tanda-tanda bekas
coretan-coretan hitungan, sebagaimana yang biasa dilakukan seorang murid
saat mengerjakan soal-soal Matematika. Kalau begitu, bagaimana dia
dapat menjawab semua soal UN Matematika tanpa menghitung sama sekali ?
wah, anak ini pasti sakti banget. Atau jangan-jangan dia keturunan Eyang
Keramat, atau paling enggak, dia sudah dibekali pensil 2B yang sakti
bekas di sembur sama paranormal yang di Malang itu. Tapi itu kan cuma
dugaan saja, jangan suka nuduh-nuduh orang ah. Siapa tahu anak itu emang
jenius beneran, atau punya indera keenam dengan keahlian : menghitung
soal Matematika dengan kecerdasan instinktif. Profesor Johannes Surya
harus tahu soal ini.
9. Pemerintah yang …. yaa gitu deh !
Mau
tahu sumber segala kekoplakan penyelenggaraan UN tahun ini ? gampang
itu mah. Siapa lagi kalau bukan yang punya hajat UN alias pemerintah ?
dimana letak kekoplakannya ? wuah, bejibun deh, dari mulai distribusi
soal yang terlambat, penundaan pelaksanaan UN di 11 provinsi, kualitas
LJUN yang rendah, keharusan mencantumkan no HP pengawas (yakin itu no HP
asli ? bukan no HP tetangga atawa no HP selingkuhan ? ), kejanggalan
dalam pencetakan soal UN, dll yang sudah banyak dibahas di berbagai
artikel tentang UN di Kompasiana ini. Cape mikirinnya. Perasaan kita
sudah sejak kapan tau teriak-teriak sampai serak tentang amburadulnya
pelaksanaan UN dan lebih jauh lagi tentang penghapusan UN, tapi
kelihatannya nggak ngaruh tuh. Pemerintah cuek bebek aja. UN tetap
dilaksanakan meski tertatih-tatih. Ya sutralah, kita jaga saja
anak-anak dan murid- murid kita agar mereka tak jadi korban sistem.
10. Fakta Koplak seputar UN Susulan
Soal UN yang nyasar alias salah alamat
Kepala
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Sultra Damsid mengatakan ada
17 sekolah yang terdata di Wakatobi terpaksa membatalkan pelaksanaan UN
hari Jumat, sebab soal UN yang seharusnya dikirim ke daerah itu malah
nyasar ke provinsi Bali
Dilain pihak, Paket naskah soal UN untuk Provinsi Bali dan Sulawesi Tengah yang dikirim pihak percetakan, malah kesasar ke Sulawesi Tenggara.
“Benar
ada paket dokumen naskah soal dan lembar jawaban untuk Bali dan
Sulawesi Tengah yang diturunkan di Sulawesi Tenggara,” kata ketua
Panitia Lokal Ujian Nasional Sultra Lakarimuna di Kendari . (euhh cape
dee… makanya tanya sama Ayu Tingting sono, yang sudah biasa dikadalin sama alamat palsu, heu heu … )
Ini mau UN atau mau ngeronda ?
Akibat
pendistribusian soal yang teramat sangat super terlambat, akhirnya 2
SMA di kabupaten Kutai Timur melaksanakan UN mulai pukul 5 sore dan
berakhir pukul 9 malam waktu Indonesia bagian tengah. Sementara para
pengawas dan murid – murid sudah berdatangan ke sekolah sejak pukul
06.00 pagi. Bagoosh ….
Banyak Blog menayangkan soal-soal UN yang bebas diakses
Selesai
UN, banyak blogger yang memampangkan soal-soal UN di blognya, yang
tentu saja sangat mudah diakses oleh para siswa SMA di 11 provinsi yang
belum melaksanakan UN. Sip lah, lanjut Mang ! sekalian kuncinya yak …!
Pemerintah yang mengira anak SMA itu bego-bego.
Kode
soal UN diganti barcode ? gampang itu mah. Tinggal pindai pakai HP
Android, kebaca deh kode soalnya, trus kirimin ke orang tau siapa yang
bisa bikin kunci, kirim SMS balik berisi kunci jawaban, dah beres.
Gampang kan. Anak SMA kok dilawan !
Kata Oom DPR, sebaiknya hasil UN dibatalkan.
Anggota
Komisi X DPR RI Dedi Suwandi Gumelar mengatakan kasus yang muncul dalam
pelaksanaan UN sekarang ini, akan mengakibatkan hasil akhirnya tidak
dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu dia mengusulkan sebuah konsensus
nasional agar penilaian UN tahun ini dibatalkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar