A.PENGERTIAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil
pemadatan endapan yang berupa bahan lepas atau batuan yang terjadi akibat
pengendapan materi hasil erosi. Menurut Hutton (1875; dalam Sanders, 1981)
menyatakan Sedimentary rocks are rocks which are formed by the “turning to
stone” of sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of
yet-older rocks. O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary rocks are formed by
the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional sites
by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the
precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from
solution (Batuan
sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material
lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran
gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat
terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material
lain.
Menurut
Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi
batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen
tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.
B.ASAL DAN PEMBENTUKAN
Batuan
sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya adalah pecahnya atau
terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil pecahannya tertransportasi dan
mengendap di suatu area tertentu. Proses-proses tersebut telah lazim disebut
sebagai proses-proses sedimentasi.
Sedimentasi adalah suatu proses pengendapan material
yang ditransport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Sedangkan batuan sedimen
adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik
maupun secara kimia dan organik.
a. Secara
mekanik
Terbentuk dari akumulasi
mineral-mineral dan fragmen-fragmen batuan. Faktor-faktor
yang penting antara lain :
· Sumber material batuan sedimen :
Sifat dan komposisi batuan
sedimen sangat dipengaruhi oleh material-material asalnya. Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat
menentukan waktu dan jarak transportasi, tergantung dari prosentasi
mineral-mineral stabil dan nonstabil.
· Lingkungan pengandapan :
Secara
umum lingkungan pengendapan dibedakan dalam tiga bagian yaitu: Lingkungan
Pengendapan Darat, Transisi dan Laut. Ketiga lingkungan pengendapan ini, dimana
batuan yang dibedakannya masing-masing mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu.
· Pengangkutan (transportasi) :
Media transportasi dapat berupa
air, angin maupun es, namun yang memiliki peranan yang paling besar dalam
sedimentasi adalah media air. Selama transportasi berlangsung, terjadi
perubahan terutama sifat fisik material-material sedimen seperti ukuran bentuk
dan roundness. Dengan adanya pemilahan dan pengikisan terhadap butir-butir
sedimen akan memberi berbagai macam bentuk dan sifat terhadap batuam sedimen.
· Pengendapan :
Pengendapan
terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun hingga berada di bawah titik daya
angkutnya. Ini biasa terjadi pada cekungan-cekungan, laut, muara sungai, dll.
· Kompaksi :
Kompaksi
terjadi karena adanya gaya berat/grafitasi dari material-material
sedimen sendiri, sehingga volume menjadi berkurang dan cairan yang mengisi
pori-pori akan bermigrasi ke atas.
· Lithifikasi dan Sementasi :
Bila kompaksi meningkat terus
menerus akan terjadi pengerasan terhadap material-material sedimen. Sehingga meningkat ke proses pembatuan (lithifikasi),
yang disertai dengan sementasi dimana material-material semen terikat oleh
unsur-unsur/mineral yang mengisi pori-pori antara butir sedimen.
· Replacement dan Rekristalisasi :
Proses
replacement adalah proses penggantian mineral oleh pelarutan-pelarutan kimia
hingga terjadi mineral baru. Rekristalisasi adalah perubahan atau pengkristalan
kembali mineral-mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh temperatur dan
tekanan yang relatif rendah.
· Diagenesis :
Diagenesis
adalah perubahan yang terjadi setelah pengendapan berlangsung, baik tekstur
maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan oleh kimia dan fisika.
b. Secara Kimia
dan Organik
Terbentuk oleh proses-proses kimia dan kegiatan
organisme atau akumulasi dari sisa skeleton organisme. Sedimen kimia dan
organik dapat terjadi pada kondisi darat, transisi, dan lautan, seperti halnya
dengan sedimen mekanik.
Masing-masing lingkungan sedimen dicirikan oleh paket
tertentu fisik, kimia, dan biologis parameter yang beroperasi untuk menghasilkan
tubuh tertentu sedimen dicirikan oleh tekstur, struktur, dan komposisi properti.
Kita mengacu kepada badan-badan khusus seperti endapan dari batuan sedimen
sebagai bentuk. Istilah bentuk mengacu pada unit stratigrafik dibedakan oleh
lithologic, struktural, dan karakteristik organik terdeteksi di lapangan.
C. DUA TIPE UTAMA
BATUAN SEDIMEN
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan
sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan
kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan
beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan proses
mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran
besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses
pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut.
Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung
dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga
diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan
laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan
detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan
lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini
pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut
dalam.
Fragmentasi
batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara kimiawi,
kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan.
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, prosess-
proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama
dan sesudah litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat, Standsstone (batu
pasir), dan lain-lain.
Batuan
sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan
asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri.
(Pettjohn, 1975).
Batuan
sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan
pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan
tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat
maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat
terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar
gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu
pasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas
tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan
detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal.
Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut
dari laut dangkal sampai laut dalam (Pettjohn, 1975). Fragmentasi batuan asal
tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian
tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan (Pettjohn,
1975).
Setelah
pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses proses-proses
yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah
litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan
keras ( Pettjohn, 1975).
2. Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan
sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil
penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu).
Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi
/organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan
terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara
organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau
tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang),
terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai
akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping),
Coal (batu bara), dan lain-lain.
D. DIAGENESIS
Diagenesis
adalah suatu proses yang mempengaruhi “sedimen” (material) terletak di dekat
permukaan bumi dengan suhu dan tekanan yang rendah. Diagenesis terjadi dibawah
suhu 200 C dan tekanan dibawah 300MPa atau 2kb dengan kedalaman maksimal 7km
(Winkler,1967).
Perubahan-perubahan yang terjadi hingga menyebabkan diagenesis adalah disebabkan oleh pergerakan bumi dan peningkatan tekanan yang ada pada suatu daerah. Diagenesis juga bisa dikatakan sebagai proses dalam perubahan material sedimen menjadi sedimen yang telah terlithifikasi.
Perubahan-perubahan yang terjadi hingga menyebabkan diagenesis adalah disebabkan oleh pergerakan bumi dan peningkatan tekanan yang ada pada suatu daerah. Diagenesis juga bisa dikatakan sebagai proses dalam perubahan material sedimen menjadi sedimen yang telah terlithifikasi.
Secara Fisik
1. Kompaksi
Kompaksi
adalah mengkompakkan lagi butiran-butiran sedimen sehingga kemas yang terbentuk
menjadi lebih dekat dan baik serta porositas yang terdapat dalam proses
lithifikasinya menjadi berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh pengurangan air
maupun partikel cairan karena efek pembebanan dari material sedimen lain yang
ada di atasnya.
2.Pelapukan
Proses
dimana batuan menjadi perlahan-lahan hancur dan mengalami dekomposisi oleh
tenaga eksogen seperti angin, hujan, perubahan suhu, tanaman dan bakteri. Bisa
dikatakan bahwa pelapukan merupakan tahapan awal dalam proses denudasi.
Hal di atas
adalah gambaran secara umum dalam proses lithifikasi, akan tetapi terdapat
proses lanjutan setelah lithifikasi dan mengalami diagenesis.
Secara Kimia
3. Sementasi
Proses
dimana partikel-partikel sedimen menjadi bersatu oleh karena adanya material
sekunder yang mengisinya. Hal tersebut dapat berupa zat yang berasal dari
resapan air tanah ke pori-pori batuan, atau berasal dari pelarutan mineral
dalam batuan yang juga diikuti oleh redeposisi arenaceous rock. Selain itu, semen
dapat mengakibatkan tumbuhnya kristal baru atau mengalami overgrowth.
4.Authigenesis
‘Alterasi’
atau ‘Perubahan’ dari salah satu mineral untuk membentuk mineral baru yang
mungkin dapat menjadi suatu semen < pirit (reduksi), hematit (oksidasi),
Feldspar -> mineral lempung.
5.
Rekristalisasi
Perubahan
ukuran umumnya menjadi tumbuh atau membesar, selain itu juga terjadi perubahan
bentuk tanpa merubah komposisi secara signifikan. Tekstur asalnya masih
terlihat akan tetapi strukturnya hancur. contohnya: Lime Mud -> Coarse
Crystalline Limestone
6. Inversion
Penggantian
mineral dengan polimorfnya (mineral yang memilikki komposisi kimia sama tetapi
bentuk kristal yang berbeda), biasanya disertai dengan proses rekristalisasi.
contoh: aragonit (orthorombik) -> kalsit (rhombohedral)
contoh: aragonit (orthorombik) -> kalsit (rhombohedral)
7. Replacement
Kristalisasi
mineral baru dalam bidang mineral lama atau agregat mineral dari komposisi yang
berbeda. Tekstur dan struktur asal masih dapat terlihat.
contoh: Clay mineral -> kalsit, calcite shells -> glaukonit
contoh: Clay mineral -> kalsit, calcite shells -> glaukonit
8. Disolution
Larutan yang
kurang stabil dalam suatu mineral akan pergi dan membentuk rongga, mengalami
peningkatan porositas.
Secara
Biologi
9.
Bioturbasi
Contoh:
erosi mekanis dari substrat karbonat oleh aktivitas moluska atau organisme lain
yang menyebabkan terjadinya degradasi sedimen dan pembentukan rongga dalam
substrat seperti perubahan agregat sedimen karbonat yang menjadi ‘pellet’.
E. PENAMAAN DAN KLASIFIKASI
Batuan sedimen klastik
Contoh penamaan berdasarkan :
Ukuran
butir
·
batu pasir : bila
butiran berukuran pasir
·
batu pasir krikilan :
butiran dominan berukuran pasir tetapi ada juga ukuran kerikil yang cukup banyak.
Ukuran
dan bentuk
·
konglomerat : bila
fragmen dominan dan membulat
·
breksi : bila fragmen
dominan dan meruncing
Ukuran
butir dan komposisi
·
batupasir kwarsa:
batupsir yang banyak mengandung kwarsa
·
batulempung gampingan;
batulempung yang mengandung mineral karbonar
Ukuran
butir dan struktur
Untuk penamaan batu gamping klastik, diberi nama:
·
Kalsirudit : bila
berukuran butir lebih besar dari pasir
·
Kalkarenit : bila
butiran berukuran pasir
·
Kalsilutit : bila
butiran berukuran lempung.
Batuan sedimen nonklastik
Contoh penamaan berdasarkan komposisi :
·
Batu gamping
kristalin : bila tersusun oleh kristal-kristal kalsit
·
Batu gamping koral :
bila tersusun oleh koral
·
Dolomit : bila
tersusun oleh dolomit
·
Rijang : bila tersusun
oleh silika
Berdasarkan
Wikipedia / http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_sedimen
Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar
butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat,
batupasir, batulanau, batulempung.
·
Breksi adalah batuan sedimen dengan
ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
·
Konglomerat adalah batuan sedimen dengan
ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
·
Batu pasir adalah batuan sedimen dengan
ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
·
Batu lanau adalah batuan sedimen dengan
ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
·
Batu lempung adalah batuan sedimen
dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm
Klasifikasi Batuan Sedimen
1. Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan
sedimen dapat digolongkan atas 3 bagain :
a). Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.
b). Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.
c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. contohnya
morena,drimlin
.
2. Berdasarkan terbentuknya
(lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi
menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a).Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,
dolomit, napal, dan sebagainya.
b).Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.
c). Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).
3. Penggolongan batuan
sedimen yang didasarkan pada cara
pengendapannya, dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
pengendapannya, dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :
a). Sedimen Klastis
Kata clastik berasal dari bahas Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.
Jadi, sedimen klastik adalah adalah akumulasi partikel-partikel yang berasal dari
pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati.
b). Sedimen Kimia
Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan
kemudian diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasal
dari sumber air panas dan secara tiba-tiba mengalami pendinginan akan
menghasilkan endapan oval (kalsit).
Contoh : Evaporasi dari air laut dan air danau, batuan sedimen kimiawi.
c). Sedimen Organik
Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sediemen yang dibentuk
atau diendapkan oleh organisme.
F. STRATIGRAFI DAN STRUKTUR SEDIMEN
Stratigrafi
yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan serta hubungan
lapisan batuan itu dengan lapisan batuan yang lainnya yang bertujuan untuk
mendapatkan pengetahuan tentang sejarah bumi . Menurut Moore (1991-1979)
menyatakan bahwa “stratifigrafi adalah cabang ilmu geologi yang membahas
tentang definisi dan pemberian kelompok-kelompok batuan , terutama batuan
sedimen , serta penafsiran kebenarannya dalam sejarah geologi”
Penggolongan batuan berdasarkan lapisan-lapisan batuan
di bumi menjadi satuan-satuan batuan berdasarkan ciri-ciri litologinya disebut
dengan litostratigrafi. Beberapa konsep stratigrafi yang perlu
diketahui antara lain :
- Superposisi (Steno, 1669), yaitu lapisan yang lebih muda selalu berada di atas lapisan batuan yang lebih tua.
- Kedataran (Steno, 1669), yaitu susunan lapisan yang kedudukannya tidak horizontal berarti telah mengalami proses geologi lain setelah pengendapannya.
- Kesinambungan (Steno, 1669), yaitu pada dasarnya batas hasil suatu pengendapan berupa bidang perlapisan akan menerus sampai penyebab kejadiannya menghilang pada suatu tempat.
Perubahan-perubahan
posisi muka air laut (transgresi dan regresi) sangat mempengaruhi proses
pembentukan batuan sedimen tersebut sehingga batuan sedimen yang terbentuk
sangat tergantung pada kondisi lingkungan pengendapan pada waktu tersebut
(sekuen stratigrafi). Jika hubungan antar lapisan tidak normal (karena
urutannya tidak menerus, atau karena sebagian lapisan hilang akibat proses
geologi) dikenal dengan istilah ketidakselarasan (unconformity).
Struktur Lapisan Sedimen
Pebedaan tenaga
dan lingkungan pengendapan mengakibatkan struktur perlapisan pada batuan
sedimen menjadi beranekaragam bentuk. Bentuk umum yang sering dijumpai pada
struktur lapisan sedimen diantaranya
1.
Cross Bedding
2.
Graded Bedding
3.
Ripple Marks
4.
Mud Craks
5.
Lamination
Graded
bedding disebut juga perlapisan
bersusun. Perlapisan sedimen jenis ini memperlihatkan perbedaan ukuran
fragmen/butir lapisan batuan sedimen. Sedimen yang memiliki ukuran besar lebih
dahulu mengendap dibandingkan sedimen yang berbutir lebih kecil. Jadi semakin
ke atas lapisan sedimen semakin berbutir halus.
Ripple
marks adalah perlapisan sedimen
yang membentuk suatu permukaan seperti gelombang yang disebabkan oleh
pengerjaan angin dan air. Pada awalnya lapisan ini berstruktur datar, akan
tetapi terkena erosi angin dan air sehingga membentuk cekungan-cekungan.
Mud
craks adalah perlapisan sedimen
yang terbentuk akibat air yang mengandung banyak lumpur mengering oleh pengaruh
udara. Sedimen ini biasanya menghasilkan bentukan-bentukan poligonal.
Lamination atau laminasi adalah struktur lapisan sedimen
yang menunjukkan perlapisan yang sejajar (horizontal).
Contoh Struktur Batuan KlastikKLASTIK :
- Masif : Batuan masif bila tidak
menunjukan struktur dalam (Pittijohn & Potter, 1964) atau ketebalan lebih
dari 120 cm ( Mc.Keee & Weir, 1953)
- Graded Bedding
(perlapisan pilihan) : Lapisan yang dicirikan oleh
perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar
dan ke atas semakin halus disebut normal grading. Sebaliknya
apabila dari halus ke atas makin kasar disebut Inverse grading.
- Laminasi : Perlapisan dan struktur
sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm terbentuk bila pola
pengendapannya dengan energi yang konstan (homogen).
- Cross
Lamination : Secara umum dipakai untuk
lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm, dengan fareset ketebalannya
lebih dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal yang terdiri dari
urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut fereset bedding yang miring
terhadap permukaan umum sedimentasi.
- Cross Bedding : Secara umum bentuk fisik dari
cross bedding sama seperti bentuk fisik cross lamination, yang membedakan
hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk cross bedding.
- Clastic
Imbrication : Adalah suatu struktur
sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-fragmen tabular yang overlaping
dan menunjukkan arus ke atas pada daerah yang berbatu-batu atau pada
daerah yang miring. Kenampakan penjajaran material seperti susunan
genting, disebabkan pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah
fluvial.
- Primary
Current Kineation : Adalah struktur sedimentasi
yang berbentuk gars pada di dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering
diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya menunjukkan pelusuran suatu garis
tunggal dari kumpulan cangkang atau fosil.
- Fosil
Orientation : Adalah struktur sedimen yang
menunjukkan orientasi tertentu dari kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus
sedimentasi yang diakibatkan oleh pengenangan yang energi transportasinya
berkurang, sedangkan fosilnya sendiri mempunyai bentuk-bentuk yang dapat
berorientasi.
- Load Cast : Adalah struktur sedimen yang
terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami pembebanan oleh material sedimen
lain di atasnya.
- Flute
cast : Adalah struktur sedimen yang
berupa celah dan terputus-putus serta berbentuk kantong, dengan ukuran 2 – 10
cm, struktur ini terbentuk pada batua dasar akibat pengaruh aliran turbulen
dari air merupakan gerusan dari media transportasi yang membawa material
kemudian material-material tersebut mengisinya yang biasa berupa pasir, atau
scour yang telah terisi oleh lapisan pori di atasnya.
- Mud Cracks : Adalah struktur sedimen yang
brupa retakan-retakan pada tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya pada tubuh
campur yang berkembang sifat kohesinnya. Hal ini akibat perubahan suhu
(pengeringan) dan pengerutan.
- Tool Marks : Adalah material-material pasir
yang terbawa arus mengerus permukaan lumpur dan meninggalkan jejak menjadi
tempat berkumpul material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan lapsan
pasir ke bawah.
- Rain
Print : Adalah suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang
terbentuk di atas lumpur yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah
lumpur itu kering diatasnya terendapkan lapisan batu pasir atau silstone.
- Flame Structure : Adalah struktur sedimen yang
berupa bentukan dari lumpur yang licin dan memisahkan ke bawah membesar
membentuk load cast dari pasir pada kontak antara lempung dan pasir.
- ”Ball”,
”Pillow”, or ”Pseudonodule Structure” : Adalah suatu bentukan akibat
gaya beban dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut belum
dapat benar. Bila bentukan tersebut masih menyambung disebut Pillow atau bantal
dan bila sudah lepas disebut Ball Structure.
- Convolute
Bedding : Adalah structure devormasi
dari suatu lapisan yang membentuk perlapisan meliuk-liuk dengan ketebalan
lapisan 2 – 25 cm.
- Channels : Adalah Struktur sedimen yg
mempunyai ciri erosional yang kelal-kelok atau bercabang dan merupakan bagian
dari sistem transportasi terpadu akibat erosi permukaan dari media transportasi
yang mempunyai energi penggerusan cukup besar.
- Dish and
Pillow Structure : Adalah struktur sedimen yang
terbentuk oleh bantal dan mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum
terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya sehingga mengalami
penekanan ke bawah.
- Low Relief
Erosion Surface : Adalah struktur sedimen yang terbentuk relief rendah
pada permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
- Hard Ground
Mass : Adalah struktur sedimen yang
terbentuk akibat dari akumulasi material sedimen yang khas di dalam tubuh
sedimen lain yang relatif lebih lunak.
Contoh Struktur Batuan Nonklastik
a. Fossiliferous, struktur yang menunjukan
adanya fosil.
b. Oolitik,
struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat
konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
c. Pisolitik,
sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
d. Konkresi,
sama dengan oolitik namun tidak konsentris.
e. Cone in cone,
struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per kerucut.
f. Bioherm,
tersusun oleh organism murni insitu.
g. Biostorm,
seperti bioherm namun bersifat klastik.
h. Septaria,
sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Cirri khasnya adalh memiliki
rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut karena
proses dehidrasi yang kemudian celah-celahnya terisi oleh mineral karbonat.
i. Goode,
banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh
Kristal-kristal yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa
kalsit maupun kuarsa.
j. Styolit,
kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.
G. IDENTIFIKASI
BATUAN SEDIMEN
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi
tentang suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat
dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum
dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat,
yaitu :
a. Warna.
b. Tekstur.
c. Struktur.
d. Komposisi mineral pembentuk batuan.
e. Sortasi
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari
batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme,
yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi dan mengalami pembatuan.
Warna.
Beberapa
ciri warna mineral yang penting pada batuan sedimen :
· Kwarsa : berwarna
putih jernih, putih susu dan tidak memiliki
Belahan.
· Mika : apabila
berwarna putih diberi nama muskovit, bila
berwarna
hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti
lembaran-lembaran.
· Feldspar : apabila
berwarna merah daging diberi nama ortoklas
(bidang
belah tegak lurus/900), bila berwarna putih abu-abu diberi nama
plagioklas (belahan kristal kembar)
· Karbonat : biasanya
mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit,
ciri
utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCL.
· Lempung : bila
berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin
yang
merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang
merupakan hasil pelapukan muskovit.
b. Tekstur.
Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berkaitan
dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan
dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau
sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur
umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen yaitu :
1. Tekstur Klastik : jenis tekstur
batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan material-material yang telah ada
sebelumnya. Yang perlu diperhatikan pada batuan sedimen klastik adalah ukuran
dan bentuk butir.
2. Tekstur non-klastik : ciri khas dari
tekstur non-klastik adalah adnya kristal-kristal yang saling menjari, tidak
terdapat ruang pori-pori antar butir, dan umumnya memiliki satu jenis mineral
saja (monomineralitik) dan merupakan hasil aktivitas kimiawi, termasuk
biokimia.
c. Struktur.
Struktur adalah
kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur
yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antara butir
yang mengontrol dari teksturnya, antara lain dibedakan menjadi 3
macam, yaitu :
1. Berlapis : bila ketebalan batuan
lebih besar dari 1 cm disebut lapisan dan bila lebih kecil dari 1 cm disebut
laminasi.
2. Berdegradasi : bila butiran dalam batuan
semakin halus dari bagian atas sampai bawah.
3. Silang-siur : bila satu seri perlapisan
saling memotong dalam tubuh batuan.
d. Komposisi Mineral.
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan sedimen,
antara lain : kwarsa, mika, karbonat, mineral lempung, dan sebagainya.
e. Sortasi.
Sortasi atau pemilahan adalah keseragaman dari ukuran
besar butir penyusun batuan sediman, artinya bila semakin seragam ukurannya dan
besar butirannya maka pemilahan semakin baik. Secara umum sortasi atau
pemilahan dibagi menjadi 3 yaitu:
· Well sorted adalah pemilahan butiran yang sengat baik
dan seragam.
· Medium sorted adalah pemilahan butir yang sedang atau
cukup.
· Poor sorted adalah pemilahan butir yang sengat buruk
dan tidak seragam (Anonim, 2013 : 12-15)
DAFTAR PUSTAKA
http://agussiswoyo.net/teknologi/pengertian-jenis-dan-contoh-batuan-sedimen/
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html
http://unpadgeol09.blogspot.com/2010/11/batuan-sedimen.html
http://dunia-atas.blogspot.com/2011/03/klasifikasi-batuan-sedimen.html
http://ilmugeologitambang.com/stratigrafi-dalam-dasar-dasar-ilmu-geologi.html
https://geophysica.wordpress.com/2013/10/06/stratigrafi/
http://geograph88.blogspot.com/2013/06/struktur-perlapisan-bedding-batuan.html
http://geosjepara.blogspot.com/2014/02/batuan-sedimen.html
http://eckhesgeophys.blogspot.com/2014/01/blognya-ekhes-laporan-geologi-dasar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar