Jumat, 12 Februari 2016

Makalah Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)




A.PENGERTIAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas atau batuan yang terjadi akibat pengendapan materi hasil erosi. Menurut Hutton (1875; dalam Sanders, 1981) menyatakan Sedimentary rocks are rocks which are formed by the “turning to stone” of sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks. O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from solution (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air, angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain.
Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.

B.ASAL DAN PEMBENTUKAN

            Batuan sedimen ini terbentuk dengan proses pertama tentunya adalah pecahnya atau terabrasinya batuan sumber yang kemudian hasil pecahannya tertransportasi dan mengendap di suatu area tertentu. Proses-proses tersebut telah lazim disebut sebagai proses-proses sedimentasi.
      Sedimentasi adalah suatu proses  pengendapan material yang ditransport oleh media airangines, atau gletser di suatu cekungan. Sedangkan batuan sedimen adalah suatu batuan yang terbentuk dari hasil proses sedimentasi, baik secara mekanik maupun secara kimia dan organik.

a. Secara mekanik
Terbentuk dari akumulasi mineral-mineral dan fragmen-fragmen batuan. Faktor-faktor yang penting antara lain :
· Sumber material batuan sedimen :
Sifat dan komposisi batuan sedimen sangat dipengaruhi oleh material-material asalnya. Komposisi mineral-mineral batuan sedimen dapat menentukan waktu dan jarak transportasi, tergantung dari prosentasi mineral-mineral stabil dan nonstabil.
· Lingkungan pengandapan :
Secara umum lingkungan pengendapan dibedakan dalam tiga bagian yaitu: Lingkungan Pengendapan Darat, Transisi dan Laut. Ketiga lingkungan pengendapan ini, dimana batuan yang dibedakannya masing-masing mempunyai sifat dan ciri-ciri tertentu.
· Pengangkutan (transportasi) :
Media transportasi dapat berupa air, angin maupun es, namun yang memiliki peranan yang paling besar dalam sedimentasi adalah media air. Selama transportasi berlangsung, terjadi perubahan terutama sifat fisik material-material sedimen seperti ukuran bentuk dan roundness. Dengan adanya pemilahan dan pengikisan terhadap butir-butir sedimen akan memberi berbagai macam bentuk dan sifat terhadap batuam sedimen.
· Pengendapan :
Pengendapan terjadi bilamana arus/gaya mulai menurun hingga berada di bawah titik daya angkutnya. Ini biasa terjadi pada cekungan-cekungan, laut, muara sungai, dll.
· Kompaksi :
Kompaksi terjadi karena adanya gaya berat/grafitasi dari material-material sedimen sendiri, sehingga volume menjadi berkurang dan cairan yang mengisi pori-pori akan bermigrasi ke atas.
· Lithifikasi dan Sementasi :
Bila kompaksi meningkat terus menerus akan terjadi pengerasan terhadap material-material sedimen. Sehingga meningkat ke proses pembatuan (lithifikasi), yang disertai dengan sementasi dimana material-material semen terikat oleh unsur-unsur/mineral yang mengisi pori-pori antara butir sedimen.

· Replacement dan Rekristalisasi :
Proses replacement adalah proses penggantian mineral oleh pelarutan-pelarutan kimia hingga terjadi mineral baru. Rekristalisasi adalah perubahan atau pengkristalan kembali mineral-mineral dalam batuan sedimen, akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang relatif rendah.
· Diagenesis :
Diagenesis adalah perubahan yang terjadi setelah pengendapan berlangsung, baik tekstur maupun komposisi mineral sedimen yang disebabkan oleh kimia dan fisika.
b. Secara Kimia dan Organik
Terbentuk oleh proses-proses kimia dan kegiatan organisme atau akumulasi dari sisa skeleton organisme. Sedimen kimia dan organik dapat terjadi pada kondisi darat, transisi, dan lautan, seperti halnya dengan sedimen mekanik.
Masing-masing lingkungan sedimen dicirikan oleh paket tertentu fisik, kimia, dan biologis parameter yang beroperasi untuk menghasilkan tubuh tertentu sedimen dicirikan oleh tekstur, struktur, dan komposisi properti. Kita mengacu kepada badan-badan khusus seperti endapan dari batuan sedimen sebagai bentuk. Istilah bentuk mengacu pada unit stratigrafik dibedakan oleh lithologic, struktural, dan karakteristik organik terdeteksi di lapangan.


C. DUA TIPE UTAMA BATUAN SEDIMEN
 1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batupasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam.
Fragmentasi batuan asal tersebut dimulai dari pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan. Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, prosess- proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Contohnya; Breksi, Konglomerat, Standsstone (batu pasir), dan lain-lain.
Batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan kembali detritus atau pecahan batuan asal. Batuan asal dapat berupa batuan beku, metamorf dan sedimen itu sendiri. (Pettjohn, 1975).
Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis, terbagi dalam dua golongan besar dan pembagian ini berdasarkan ukuran besar butirnya. Cara terbentuknya batuan tersebut berdasarkan proses pengendapan baik yang terbentuk dilingkungan darat maupun dilingkungan laut. Batuan yang ukurannya besar seperti breksi dapat terjadi pengendapan langsung dari ledakan gunungapi dan di endapkan disekitar gunung tersebut dan dapat juga diendapkan dilingkungan sungai dan batuan batu pasir bisa terjadi dilingkungan laut, sungai dan danau. Semua batuan diatas tersebut termasuk ke dalam golongan detritus kasar. Sementara itu, golongan detritus halus terdiri dari batuan lanau, serpih dan batua lempung dan napal. Batuan yang termasuk golongan ini pada umumnya di endapkan di lingkungan laut dari laut dangkal sampai laut dalam (Pettjohn, 1975). Fragmentasi batuan asal tersebut dimulaiu darin pelapukan mekanis maupun secara kimiawi, kemudian tererosi dan tertransportasi menuju suatu cekungan pengendapan (Pettjohn, 1975).
Setelah pengendapan berlangsung sedimen mengalami diagenesa yakni, proses proses-proses yang berlangsung pada temperatur rendah di dalam suatu sedimen, selama dan sesudah litifikasi. Hal ini merupakan proses yang mengubah suatu sedimen menjadi batuan keras ( Pettjohn, 1975).

2.    Batuan Sedimen Non-Klastik
Batuan sedimen Non-Klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut. Contohnya; Limestone (batu gamping), Coal (batu bara), dan lain-lain.
D. DIAGENESIS
Diagenesis adalah suatu proses yang mempengaruhi “sedimen” (material) terletak di dekat permukaan bumi dengan suhu dan tekanan yang rendah. Diagenesis terjadi dibawah suhu 200 C dan tekanan dibawah 300MPa atau 2kb dengan kedalaman maksimal 7km (Winkler,1967).
Perubahan-perubahan yang terjadi hingga menyebabkan diagenesis adalah disebabkan oleh pergerakan bumi dan peningkatan tekanan yang ada pada suatu daerah. Diagenesis juga bisa dikatakan sebagai proses dalam perubahan material sedimen menjadi sedimen yang telah terlithifikasi.

Secara Fisik
1. Kompaksi
Kompaksi adalah mengkompakkan lagi butiran-butiran sedimen sehingga kemas yang terbentuk menjadi lebih dekat dan baik serta porositas yang terdapat dalam proses lithifikasinya menjadi berkurang. Hal tersebut disebabkan oleh pengurangan air maupun partikel cairan karena efek pembebanan dari material sedimen lain yang ada di atasnya.
2.Pelapukan
            Proses dimana batuan menjadi perlahan-lahan hancur dan mengalami dekomposisi oleh tenaga eksogen seperti angin, hujan, perubahan suhu, tanaman dan bakteri. Bisa dikatakan bahwa pelapukan merupakan tahapan awal dalam proses denudasi.
Hal di atas adalah gambaran secara umum dalam proses lithifikasi, akan tetapi terdapat proses lanjutan setelah lithifikasi dan mengalami diagenesis.

Secara Kimia
3. Sementasi
Proses dimana partikel-partikel sedimen menjadi bersatu oleh karena adanya material sekunder yang mengisinya. Hal tersebut dapat berupa zat yang berasal dari resapan air tanah ke pori-pori batuan, atau berasal dari pelarutan mineral dalam batuan yang juga diikuti oleh redeposisi arenaceous rock. Selain itu, semen dapat mengakibatkan tumbuhnya kristal baru atau mengalami overgrowth.

4.Authigenesis
‘Alterasi’ atau ‘Perubahan’ dari salah satu mineral untuk membentuk mineral baru yang mungkin dapat menjadi suatu semen < pirit (reduksi), hematit (oksidasi), Feldspar -> mineral lempung.
5. Rekristalisasi
Perubahan ukuran umumnya menjadi tumbuh atau membesar, selain itu juga terjadi perubahan bentuk tanpa merubah komposisi secara signifikan. Tekstur asalnya masih terlihat akan tetapi strukturnya hancur. contohnya: Lime Mud -> Coarse Crystalline Limestone

6. Inversion
Penggantian mineral dengan polimorfnya (mineral yang memilikki komposisi kimia sama tetapi bentuk kristal yang berbeda), biasanya disertai dengan proses rekristalisasi.
contoh: aragonit (orthorombik) -> kalsit (rhombohedral)

7. Replacement
Kristalisasi mineral baru dalam bidang mineral lama atau agregat mineral dari komposisi yang berbeda. Tekstur dan struktur asal masih dapat terlihat.
contoh: Clay mineral -> kalsit, calcite shells -> glaukonit

8. Disolution
Larutan yang kurang stabil dalam suatu mineral akan pergi dan membentuk rongga, mengalami peningkatan porositas.

Secara Biologi

9. Bioturbasi
Contoh: erosi mekanis dari substrat karbonat oleh aktivitas moluska atau organisme lain yang menyebabkan terjadinya degradasi sedimen dan pembentukan rongga dalam substrat seperti perubahan agregat sedimen karbonat yang menjadi ‘pellet’.

E. PENAMAAN DAN KLASIFIKASI
  
   Batuan sedimen klastik
Contoh penamaan berdasarkan :
   Ukuran butir
·         batu pasir : bila butiran berukuran pasir
·         batu pasir krikilan : butiran dominan berukuran pasir tetapi ada juga ukuran   kerikil yang cukup banyak.
    Ukuran dan bentuk
·         konglomerat : bila fragmen dominan dan membulat
·         breksi : bila fragmen dominan dan meruncing
    Ukuran butir dan komposisi
·         batupasir kwarsa: batupsir yang banyak mengandung kwarsa
·         batulempung gampingan; batulempung yang mengandung mineral karbonar
   Ukuran butir dan struktur
   Untuk penamaan batu gamping klastik, diberi nama:
·                Kalsirudit : bila berukuran butir lebih besar dari pasir
·                Kalkarenit : bila butiran berukuran pasir
·                Kalsilutit : bila butiran berukuran lempung.
   Batuan sedimen nonklastik
    Contoh penamaan berdasarkan komposisi :
·                Batu gamping kristalin : bila tersusun oleh kristal-kristal kalsit
·                Batu gamping koral : bila tersusun oleh koral
·                Dolomit : bila tersusun oleh dolomit
·                Rijang : bila tersusun oleh silika

Penamaan batuan sedimen biasanya berdasarkan besar butir penyusun batuan tersebut. Penamaan tersebut adalah: breksi, konglomerat, batupasir, batulanau, batulempung.
·         Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
·         Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
·         Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
·         Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
·         Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm

Klasifikasi Batuan Sedimen

1. Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi batuan
sedimen dapat digolongkan atas 3 bagain :

a). Sedimen Aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air.
contohnya : gosong pasir, flood plain, delta, dan lain-lain.

b). Sedimen Aeolis atau Aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga
angin. contohnya : tanah loss, sand dunes.

c) Sedimen Glassial, yaitu sedimen yang diendapkan oleh gletser. contohnya
morena,drimlin
.
2. Berdasarkan terbentuknya (lingkungan pengendapan ), batuan sedimen dibagi
menjadi dibagi menjadi tiga, yaitu :

a).Sedimen laut (marine), diendapkan di laut contohnya batu gamping,
dolomit, napal, dan sebagainya.

b).Sedimen darat (teristris/kontinen), prosesnya terjadi di darat, misalnya
endapan sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan gurun
(aeolis), dan sebagainya.

c). Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara darat dan laut,
misalnya endapan delta dan endapan rawa-rawa (limnis).

3. Penggolongan batuan sedimen yang didasarkan pada cara
pengendapannya, dapat dikelompokkan menjadi 3 macam, yaitu :

a). Sedimen Klastis

Kata clastik berasal dari bahas Yunani yaitu klatos yang artinya pecahan.
Jadi, sedimen klastik adalah adalah
akumulasi partikel-partikel yang berasal dari
pecahan batuan dan sisa-sisa kerangka organisme yang telah mati.

b). Sedimen Kimia

Batuan sedimen kimiawi yaitu yang terangkut dalam bentuk larutan
kemudian diendapkan secara kimia di tempat lain. Endapan kimia juga berasal
dari sumber air panas dan secara tiba-tiba mengalami pendinginan akan
menghasilkan endapan oval (kalsit).

Contoh : Evaporasi dari air laut dan air danau, batuan sedimen kimiawi.
c). Sedimen Organik

Batuan sedimen organik /orgasen, yaitu batuan sediemen yang dibentuk
atau diendapkan oleh organisme.

F. STRATIGRAFI DAN STRUKTUR SEDIMEN
Stratigrafi yaitu ilmu yang mempelajari tentang lapisan-lapisan batuan serta hubungan lapisan batuan itu dengan lapisan batuan yang lainnya yang bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sejarah bumi . Menurut Moore (1991-1979) menyatakan bahwa “stratifigrafi adalah cabang ilmu geologi yang membahas tentang definisi dan pemberian kelompok-kelompok batuan , terutama batuan sedimen , serta penafsiran kebenarannya dalam sejarah geologi”
Penggolongan batuan berdasarkan lapisan-lapisan batuan di bumi menjadi satuan-satuan batuan berdasarkan ciri-ciri litologinya disebut dengan litostratigrafi. Beberapa konsep stratigrafi yang perlu diketahui antara lain :
  • Superposisi (Steno, 1669), yaitu lapisan yang lebih muda selalu berada di atas lapisan batuan yang lebih tua.
  • Kedataran (Steno, 1669), yaitu susunan lapisan yang kedudukannya tidak horizontal berarti telah mengalami proses geologi lain setelah pengendapannya.
  • Kesinambungan (Steno, 1669), yaitu pada dasarnya batas hasil suatu pengendapan berupa bidang perlapisan akan menerus sampai penyebab kejadiannya menghilang pada suatu tempat.
Perubahan-perubahan posisi muka air laut (transgresi dan regresi) sangat mempengaruhi proses pembentukan batuan sedimen tersebut sehingga batuan sedimen yang terbentuk sangat tergantung pada kondisi lingkungan pengendapan pada waktu tersebut (sekuen stratigrafi). Jika hubungan antar lapisan tidak normal (karena urutannya tidak menerus, atau karena sebagian lapisan hilang akibat proses geologi) dikenal dengan istilah ketidakselarasan (unconformity).

 Struktur Lapisan Sedimen
 Pebedaan tenaga dan lingkungan pengendapan mengakibatkan struktur perlapisan pada batuan sedimen menjadi beranekaragam bentuk. Bentuk umum yang sering dijumpai pada struktur lapisan sedimen diantaranya

1. Cross Bedding
2. Graded Bedding
3. Ripple Marks
4. Mud Craks
5. Lamination

Graded bedding disebut juga perlapisan bersusun.  Perlapisan sedimen jenis ini memperlihatkan perbedaan ukuran fragmen/butir lapisan batuan sedimen. Sedimen yang memiliki ukuran besar lebih dahulu mengendap dibandingkan sedimen yang berbutir lebih kecil. Jadi semakin ke atas lapisan sedimen semakin berbutir halus. 
Ripple marks adalah perlapisan sedimen yang membentuk suatu permukaan seperti gelombang yang disebabkan oleh pengerjaan angin dan air. Pada awalnya lapisan ini berstruktur datar, akan tetapi terkena erosi angin dan air sehingga membentuk cekungan-cekungan. 

Mud craks adalah perlapisan sedimen yang terbentuk akibat air yang mengandung banyak lumpur mengering oleh pengaruh udara. Sedimen ini biasanya menghasilkan bentukan-bentukan poligonal.

Lamination atau laminasi adalah struktur lapisan sedimen yang menunjukkan perlapisan yang sejajar (horizontal). 

     Contoh Struktur Batuan KlastikKLASTIK :
-   Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam (Pittijohn & Potter, 1964) atau ketebalan lebih dari 120 cm ( Mc.Keee & Weir, 1953)
-  Graded Bedding (perlapisan pilihan) : Lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan ke atas semakin halus disebut normal grading. Sebaliknya apabila dari halus ke atas makin kasar disebut Inverse grading.
-   Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm terbentuk bila pola pengendapannya dengan energi yang konstan (homogen).
-   Cross Lamination : Secara umum dipakai untuk lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5 cm, dengan fareset ketebalannya lebih dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal yang terdiri dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut fereset bedding yang miring terhadap permukaan umum sedimentasi.
-  Cross Bedding : Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama seperti bentuk fisik cross lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk cross bedding.
-   Clastic Imbrication : Adalah suatu struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-fragmen tabular yang overlaping dan  menunjukkan arus ke atas pada daerah yang berbatu-batu atau pada daerah yang miring. Kenampakan penjajaran material seperti susunan genting, disebabkan pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah fluvial.
-  Primary Current Kineation : Adalah struktur sedimentasi yang berbentuk gars pada di dalam batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya menunjukkan pelusuran suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau fosil.
-   Fosil Orientation : Adalah struktur sedimen yang menunjukkan orientasi tertentu dari kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus sedimentasi yang diakibatkan oleh pengenangan yang energi transportasinya berkurang, sedangkan fosilnya sendiri mempunyai bentuk-bentuk yang dapat berorientasi.
Load Cast : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami pembebanan oleh material sedimen lain di atasnya.
-   Flute cast : Adalah struktur sedimen yang berupa celah dan terputus-putus serta berbentuk kantong, dengan ukuran 2 – 10 cm, struktur ini terbentuk pada batua dasar akibat pengaruh aliran turbulen dari air merupakan gerusan dari media transportasi yang membawa material kemudian material-material tersebut mengisinya yang biasa berupa pasir, atau scour yang telah terisi oleh lapisan pori di atasnya.
-  Mud Cracks : Adalah struktur sedimen yang brupa retakan-retakan pada tubuh sedimen bagian permukaan, biasanya pada tubuh campur yang berkembang sifat kohesinnya. Hal ini akibat perubahan suhu (pengeringan) dan pengerutan.
-  Tool Marks : Adalah material-material pasir yang terbawa arus mengerus permukaan lumpur dan meninggalkan jejak menjadi tempat berkumpul material pasir tersebut dan gerakan merupakan tonjolan lapsan pasir ke bawah.
-   Rain Print : Adalah suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur yang masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering diatasnya terendapkan lapisan batu pasir atau silstone.
Flame Structure : Adalah struktur sedimen yang berupa bentukan dari lumpur yang licin dan memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari pasir pada kontak antara lempung dan pasir.
-  ”Ball”, ”Pillow”, or ”Pseudonodule Structure” : Adalah suatu bentukan akibat gaya beban dari atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut belum dapat benar. Bila bentukan tersebut masih menyambung disebut Pillow atau bantal dan bila sudah lepas disebut Ball Structure.
-  Convolute Bedding : Adalah structure devormasi dari suatu lapisan yang membentuk perlapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2 – 25 cm.
-   Channels : Adalah Struktur sedimen yg mempunyai ciri erosional yang kelal-kelok atau bercabang dan merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi permukaan dari media transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukup besar.
-   Dish and Pillow Structure : Adalah struktur sedimen yang terbentuk oleh bantal dan mangkok yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di atasnya sehingga mengalami penekanan ke bawah.
-  Low Relief Erosion Surface : Adalah struktur sedimen yang terbentuk relief rendah pada permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
-  Hard Ground Mass : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat dari akumulasi material sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen lain yang relatif lebih lunak.
 Contoh Struktur Batuan Nonklastik
a.   Fossiliferous, struktur yang menunjukan adanya fosil.
b.  Oolitik, struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
c.   Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
d.  Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.
e.  Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per kerucut.
f.   Bioherm, tersusun oleh organism murni insitu.
g.   Biostorm, seperti bioherm namun bersifat klastik.
h.  Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Cirri khasnya adalh memiliki rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang kemudian celah-celahnya terisi oleh mineral karbonat.
i.   Goode, banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh Kristal-kristal yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa kalsit maupun kuarsa.
j.    Styolit, kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.

G. IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu :
a.       Warna.
b.      Tekstur.
c.       Struktur.
d.      Komposisi mineral pembentuk batuan.
e.   Sortasi
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang diendapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi dan mengalami pembatuan.
   
       Warna.
Beberapa ciri warna mineral yang penting pada batuan sedimen :
·         Kwarsa                        :   berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki
Belahan.

·         Mika                            :   apabila berwarna putih diberi nama muskovit, bila
berwarna hitam diberi nama biotit, keduanya dicirikan adanya belahan seperti lembaran-lembaran.
·         Feldspar                      :   apabila berwarna merah daging diberi nama ortoklas
(bidang belah tegak lurus/900), bila berwarna putih abu-abu diberi nama plagioklas (belahan kristal kembar)
·         Karbonat                     :   biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit,
ciri utama mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCL.
·         Lempung                     :   bila berwarna putih berkilap tanah disebut kaolin
yang merupakan hasil pelapukan feldspar, dan bila berwarna kelabu disebut illit yang merupakan hasil pelapukan muskovit.
b.      Tekstur.
Tekstur merupakan kenampakan batuan yang berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan susunan butir mineral dalam batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan petunjuk tentang proses (genesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut.
Tekstur umum yang sering dijumpai pada batuan sedimen yaitu :
1.      Tekstur Klastik :  jenis tekstur batuan sedimen ini merupakan hasil rombakan material-material yang telah ada sebelumnya. Yang perlu diperhatikan pada batuan sedimen klastik adalah ukuran dan bentuk butir. 
2.      Tekstur non-klastik : ciri khas dari tekstur non-klastik adalah adnya kristal-kristal yang saling menjari, tidak terdapat ruang pori-pori antar butir, dan umumnya memiliki satu jenis mineral saja (monomineralitik) dan merupakan hasil aktivitas kimiawi, termasuk biokimia.


c.       Struktur.
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan sedimen lebih bergantung pada hubungan antara butir yang mengontrol dari teksturnya, antara lain dibedakan menjadi  3 macam, yaitu :
1.      Berlapis : bila ketebalan batuan lebih besar dari 1 cm disebut lapisan dan bila lebih kecil dari 1 cm disebut laminasi.
2.      Berdegradasi : bila butiran dalam batuan semakin halus dari bagian atas sampai bawah.
3.      Silang-siur : bila satu seri perlapisan saling memotong dalam tubuh batuan.

d.      Komposisi Mineral.
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan sedimen, antara lain : kwarsa, mika, karbonat, mineral lempung, dan sebagainya.

e.       Sortasi.
Sortasi atau pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sediman, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirannya maka pemilahan semakin baik. Secara umum sortasi atau pemilahan dibagi menjadi 3 yaitu:
·         Well sorted adalah pemilahan butiran yang sengat baik dan seragam.
·         Medium sorted adalah pemilahan butir yang sedang atau cukup.
·         Poor sorted adalah pemilahan butir yang sengat buruk dan tidak seragam (Anonim, 2013 : 12-15)

 
DAFTAR PUSTAKA

http://agussiswoyo.net/teknologi/pengertian-jenis-dan-contoh-batuan-sedimen/
http://rizqigeos.blogspot.com/2013/05/batuan-sedimen.html
http://unpadgeol09.blogspot.com/2010/11/batuan-sedimen.html
http://dunia-atas.blogspot.com/2011/03/klasifikasi-batuan-sedimen.html
http://ilmugeologitambang.com/stratigrafi-dalam-dasar-dasar-ilmu-geologi.html
https://geophysica.wordpress.com/2013/10/06/stratigrafi/
http://geograph88.blogspot.com/2013/06/struktur-perlapisan-bedding-batuan.html
http://geosjepara.blogspot.com/2014/02/batuan-sedimen.html
http://eckhesgeophys.blogspot.com/2014/01/blognya-ekhes-laporan-geologi-dasar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar