Jumat, 12 Februari 2016

Artikel Tentang Sampah Tanaman Padi



 Pemanfaatan Sampah Tanaman Padi Pasca Panen (Jerami)
A.Pengertian
Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang dipanen. Jerami memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai bahan bakar, pakan ternak, alas atau lantai kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan bangunan (atap, dinding, lantai), mulsa, dan kerajinan tangan dan lain-lain.

B.Kandungan Dalam Jerami
Untuk mempertahan kesuburan tanah ini kita selalu menghimbau kepada petani agar menggunakan bahan organik. Paling tidak jangan pindahkan atau bakar jerami hasil panen kita. Namun apakah anda tahu seberapa besar unsur hara yang terkandung dalam jerami tersebut sehingga kita selalu menghimbau agar jangan membakar jerami.
Menurut penelitian ketika kita memanen padi 5 ton gabah kering dari 1 ha sawah maka kita telah kehilangan unsur hara 150 kg N, 20 Kg P, 150 Kg K dan 20 Kg S yang terbawa oleh hasil panen kita. Dari hasil panen 5 ton gabah kering tersebut biasanya akan dihasilkan 7,5 ton jerami. Di Indonesia rata-rata kandungan unsur hara yang terkandung dalam jerami adalah 0,4 % N, 0,02 % P, 1,4 % K dan 5,6 % Si. Dan yang perlu diketahui adalah ketika kita memanen padi 5 ton/ha akan dihasilkan jerami sebanyak 7,5 ton yang mengandung 45 kg N, 10 Kg P, 125 Kg K, 10 Kg S, 350 Kg Si, 30 Kg Ca 10 Kg Mg.
Sangat sayang kalau kita sampai membakar jerami yang mengandung unsur hara yang begitu tinggi? Bukankah lebih baik kita menghemat uang kita dengan mengurangi biaya pembelian pupuk kimia yang semakin mahal dengan cara menyebar, membenamkan jerami kita kesawah lagi atau dengan mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Itu lah yang menjadi tugas kita sebagai generasi yang peduli lingkungan dan pertanian , menjadi tantangan bagaimana dapat merubah paradigma petani kita agar bertindak dan berfikir lebih rasional dan berkembang.


C.Penyebab Petani Membakar Jerami
  1. Jika jerami kita tumpuk disawah otomatis akan menjadi sarang hama tikus bahkan hama-hama yang lain.
  2. Jerami yang ditumpuk memakan waktu berbulan-bulan agar bisa busuk, apalagi kalau musim kemarau akan lebih lama lagi karena jerami cenderung kering.
  3. Jika jerami langsung kita sebar disawah dan langsung diadakan pengolahan tanah akan menyebabkan tanah menjadi masam.
  4. Petani lebih suka membakar jerami karena lebih praktis dan mudah dalam mengelola jerami. Padahal dengan dibakar otomatis jerami tersebut hanya akan menjadi abu dan karbon di tanah. Selain itu dengan pembakaran jerami berarti petani akan ikut andil dalam perusakan lapisan ozon pada bumi kita. Sehingga akan mempercepat terjadinya pemanasan global.

D.Manfaat Jerami
            Mungkin jika kita mendengar nama jerami padi bayangan sebagian besar orang adalah tumpukan batang padi yang teronggok di pematang sawah tanpa ada yang memperdulikan bagaimana kondisinya dan pada akhirnya akan dibakar sebagai sampah pertanian. Namun tidak semua orang tahu bahwa jerami padi juga memiliki kekuatan yang dahsyat sebagai bahan baku briket, pakan ternak, pupuk, bahkan bahan baku gas hidrogen dan minyak diesel. Jika selama ini jerami hanya dibakar sebagai sampah pertanian maka tahukah anda pembakaran jerami di sawah-sawah ternyata memberikan keuntungan positif selain hanya memproduksi asap dan bau. Pembakaran jerami oleh petani secara tak langsung mengembalikan unsur hara jerami ke dalam tanah, membunuh bakteri patogen yang ada dalam tana, dan ikut mengurangi gulma yang ada di lahan pertanian. Hasil pembakaran jerami berupa selulosa akan lebih cepat diserap tanah dalam kondisi abu karena kandungan protein dan karbonnya sudah terpecah. Dengan demikian tanpa disadari pembakaran jerami juga menguntungkan tanah secara tak langsung.

Jerami padi juga bisa digunakan sebagai briket bahan bakar. Nilai kandungan jerami padi bila digabung dengan bunkil jarak dan sekam padi bisa mencapai 5500 kcal/kg belum lagi ditambah kulit kedelai yang bisa dimanfaatkan sebagai briket. Briket jerami padi tentu bisa menjadi alternatif bahan bakar bagi masyarakat di pedesaan untuk menghemat biaya bahan bakar dari minyak atau gas. Karena briket jerami padi lebih bersih dan tidak mengandung racun seperti hal-nya briket batubara yang menghasilkan gas oksida nitrit (NOx) dan oksida sulfur (SOx). Jerami padi selain digunakan sebagai tempat biakan jamur merang juga dapat berfungsi sebagai campuran makanan ternak karena kandungan protein yang cukup memadai. Jika kita melihat daerah-daerah yang kering di pulau Jawa maka peternakan sapi di daerah tersebut sering mengalami kekurangan pakan sapi, mengapa kita tidak mencoba mengolah jerami padi sebagai bahan baku alternatif pakan sapi? Walau kandungan gizi jerami padi lebih rendah dari rumput galah atau rumput gajah namun tidak ada salahnya mencoba jerami sebagai pakan ternak sampingan untuk sapi di daerah kering.

Kegunaan lain dari jerami padi adalah sebagai penghasil bio-ethanol atau gas hidrogen. Dengan menggunakan reaksi hidrolisis pada jerami padi akan didapatkan ethanol untuk bahan bakar mesin giling dan kendaraan bermotor. Dan jika membutuhkan gas untuk pembangkit listrik maka proses gasifikasi dari jerami padi mampu memproduksi gas hidrogen untuk menyalakan turbin listrik. Hasil gasifikasi jerami padi berupa bubuk abu bisa digunakan sebagai campuran briket atau pupuk organik. Bukan main betapa banyaknya fungsi jerami padi yang selama ini dianggap sebagai limbah pertanian ini.
Pada umumnya, jika seseorang beternak sapi, mereka akan menggunakan hijauan antara lain berupa rumput-rumputan sebagai bahan utama makanan bagi ternak.Jika rerumputan sulit didapatkan, jerami padi biasanya digunakan sebagai alternatif pengganti. Namun perlu anda ketahui bahwa jerami padi tidak memiliki kandungan protein yang cukup  tinggi untuk menunjang produksi sapi.
Ditambah lagi, jerami padi adalah bahan makanan yang sulit dicerna oleh sapi anda dikarenakan teksturnya yang kasar. Oleh sebab itu, sebaiknya diberikan dalam jumlah terbatas. Akan lebih baik lagi jika jerami pada hanya merupakan bahan tambahan. Artinya, jerami tidak diberikan setiap hari secara penuh, tetap harus ditambahkan hijauan sebagai bahan pakan sapi yang utama.
Namun jika nantinya jerami padi juga mulai sulit diperoleh, seharusnya peternak sudah mulai berpikir untuk mengolahnya pada saat stok berlebih, antara lain dengan cara dibuat menjadi tape jerami atau jerami fermentasi.

Manfaat lain yang mudah di olah adalah :
1.Membuat Tape Jerami
                Tape jerami adalah hasil olahan jerami dengan cara difermentasi sehingga menjadi bahan yang siap dikonsumsi ternak ruminansia. Dengan dibuat tape jerami kandungan protein, nutrisi dan vitamin pada jerami akan meningkat. Pada pembuatan tape jerami dekomposer yang digunakan biasanya adalah golongan jamur karena prinsip kerjanya sama dengan pembuatan tempe. Kotoran ternak hasil mengkonsumsi tape jerami sangat bagus digunakan untuk kompos sawah kita.
            Berdasarkan penelitian, hanya dengan sedikit sentuhan teknologi sederhana saja, anda dapat menyulap jerami padi menjadi tape jerami yang lebih bergizi, dengan kandungan protein hingga 7%. Angka ini cukup signifikan, apalagi ditunjang dengan kelebihan lain yaitu lebih mudah dicerna, serta peningkatan palatabilitas (tingkat kesukaan) dari aroma yang dihasilkan (mirip karamel).
Alat dan Bahan :
1.Cangkul                                                                    4. 1 botol bioactivator (sebagai ragi)
2.Alat pengaduk                                                         5. 500 gram gula jawa/gula aren
3. Jerami padi dalam kondisi setengah kering            6. Sekitar 300-400 liter
Cara :
1.      Membuat  sebuah tempat pengolahan (berupa lubang) yang teduh dan kering
2.      Letakkan satu lapis jerami padi sebagai lapis pertama di atasnya dan diinjak-injak hingga padat. Usahakan memilih jerami dari padi tingginya minimal 20 cm.
3.      menyemprotkan  larutan bioactivator yang telah diencerkan dengan menambahkan gula + air, lapis demi lapis. Namun jika anda mendapatkan jerami dalam kondisi masih basah, jumlah air yang ditambahkan tidak boleh terlalu banyak.
4.      Tutup dengan lapisan jerami dan semprot kembali , ulangi prosedur tersebut . Setelah dirasa cukup, tutupi bagian atasnya dengan jerami kering atau plastik hitam.
5.      Diamkan selama 7 hingga 10 hari, maka tape jerami siap diberikan kepada ternak sapi anda.

2.Membuat Kompos
Seperti halnya membuat kompos dengan bahan organik lain, dalam pembuatan kompos dengan media jerami juga memerlukan mikro organisme dekomposer untuk mempercepat proses fermentasi. Dengan menggunakan dekomposer hanya butuh waktu 15 -20 hari untuk membuat kompos yang siap pake dan langsung bisa diaplikasi ke sawah lagi. Dalam proses mengkomposkan jerami bisa ditambah dengan kotoran sapi ataupun sampah hijau (bahan organik) yang lain.
Alat dan Bahan :
1.      Jerami
2.      Sampah-sampah(daun-daun kering dan lain-lain)
3.      Pupuk Kandang
4.      Batang pisang yang sudah di cincang (bisa di ganti dengan yang lain)
5.      Dedak 1kg
6.      Larutan EM4 20 ml + 2 L air + 2 sendok makan gula pasir (Larutan Dekomposer)
7.      Pengaduk
8.      Penutup (misal karung)

Cara :
1.      Campurkan bahan dari nomor 1-5 dan aduk rata
2.      Siram dengan larutan dekomposer . lalu aduk kembali hingga rata
3.      Terakhir , tutup rapat dengan karung tanpa ada celah
4.      Diamkan selama 2 minggu , namun setiap hari di aduk kembali sambil di siram dengan dekomposer
5.      Setiap pengecekan dilakukan pengecekan suhu

Melihat banyaknya fungsi jerami padi tersebut sudah selayaknya para petani mulai dibekali pengetahuan dan keterampilan bagaimana memanfaatkan jerami padi pasca panen di pedesaan. Jumlah jerami padi yang cukup melimpah tentunya mampu menghasilkan nilai tersendiri bagi kaum petani di Indonesia begitu juga para peternak yang bisa menjadikan jerami padi sebagai makanan samping selain makanan pokok hewan ternak seperti daun dan rerumputan. Tata cara pengelolaan limbah pertanian ini tentunya ditujukan untuk kesejahteraan kaum petani sendiri sehingga mereka mampu mengelola pertanian dan hasil-hasilnya tanpa harus merambah ke kota untuk mencari penghasilan.
Petani bijaksana pasti akan berpikiran seperti di atas, marilah kita ajak teman-teman petani yang lain untuk tidak membakar jerami, membuangnya dan lain-lain. Marilah kita lestarikan alam kita dan mengembangkan pertanian di Indonesia khususnya di Kalimantan Barat . Sebagai generasi peduli lingkungan dan dunia pertanian , kita harus mengambil peran dalam hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar