Pemanfaatan Sampah Tanaman Padi Pasca Panen (Jerami)
A.Pengertian
Jerami adalah hasil samping usaha pertanian berupa tangkai dan batang
tanaman serealia yang telah kering, setelah biji-bijiannya
dipisahkan. Massa jerami kurang lebih setara dengan massa biji-bijian yang
dipanen. Jerami memiliki banyak fungsi, di antaranya sebagai bahan
bakar, pakan ternak, alas atau lantai kandang, pengemas bahan pertanian (misal telur), bahan
bangunan (atap, dinding,
lantai), mulsa, dan kerajinan tangan dan lain-lain.
B.Kandungan Dalam Jerami
Untuk
mempertahan kesuburan tanah ini kita selalu menghimbau kepada petani agar
menggunakan bahan organik. Paling tidak jangan pindahkan atau bakar jerami
hasil panen kita. Namun apakah anda tahu seberapa besar unsur hara yang
terkandung dalam jerami tersebut sehingga kita selalu menghimbau agar jangan
membakar jerami.
Menurut penelitian ketika kita memanen padi 5
ton gabah kering dari 1 ha sawah maka kita telah kehilangan unsur
hara 150 kg N, 20 Kg P, 150 Kg K dan 20 Kg S yang
terbawa oleh hasil panen kita. Dari hasil panen 5 ton gabah kering tersebut
biasanya akan dihasilkan 7,5 ton jerami. Di Indonesia rata-rata kandungan unsur
hara yang terkandung dalam jerami adalah 0,4 % N, 0,02 % P, 1,4 % K dan 5,6 %
Si. Dan yang perlu diketahui adalah ketika kita memanen padi 5 ton/ha akan
dihasilkan jerami sebanyak 7,5 ton yang mengandung 45 kg N, 10 Kg P, 125 Kg K,
10 Kg S, 350 Kg Si, 30 Kg Ca 10 Kg Mg.
Sangat
sayang kalau kita sampai membakar jerami yang mengandung unsur hara yang begitu
tinggi? Bukankah lebih baik kita menghemat uang kita dengan mengurangi biaya
pembelian pupuk kimia yang semakin mahal dengan cara menyebar, membenamkan
jerami kita kesawah lagi atau dengan mengolahnya menjadi sesuatu yang lebih
bermanfaat. Itu lah yang menjadi tugas kita sebagai generasi yang peduli
lingkungan dan pertanian , menjadi tantangan bagaimana dapat merubah paradigma
petani kita agar bertindak dan berfikir lebih rasional dan berkembang.
C.Penyebab Petani Membakar Jerami
- Jika jerami kita tumpuk disawah otomatis akan menjadi sarang hama tikus bahkan hama-hama yang lain.
- Jerami yang ditumpuk memakan waktu berbulan-bulan agar bisa busuk, apalagi kalau musim kemarau akan lebih lama lagi karena jerami cenderung kering.
- Jika jerami langsung kita sebar disawah dan langsung diadakan pengolahan tanah akan menyebabkan tanah menjadi masam.
- Petani lebih suka membakar jerami karena lebih praktis dan mudah dalam mengelola jerami. Padahal dengan dibakar otomatis jerami tersebut hanya akan menjadi abu dan karbon di tanah. Selain itu dengan pembakaran jerami berarti petani akan ikut andil dalam perusakan lapisan ozon pada bumi kita. Sehingga akan mempercepat terjadinya pemanasan global.
D.Manfaat Jerami
Mungkin jika kita mendengar nama
jerami padi bayangan sebagian besar orang adalah tumpukan batang padi yang
teronggok di pematang sawah tanpa ada yang memperdulikan bagaimana kondisinya
dan pada akhirnya akan dibakar sebagai sampah pertanian. Namun tidak semua
orang tahu bahwa jerami padi juga memiliki kekuatan yang dahsyat sebagai bahan
baku briket, pakan ternak, pupuk, bahkan bahan baku gas hidrogen dan minyak
diesel. Jika selama ini jerami hanya dibakar sebagai sampah pertanian maka
tahukah anda pembakaran jerami di sawah-sawah ternyata memberikan keuntungan
positif selain hanya memproduksi asap dan bau. Pembakaran jerami oleh petani
secara tak langsung mengembalikan unsur hara jerami ke dalam tanah, membunuh
bakteri patogen yang ada dalam tana, dan ikut mengurangi gulma yang ada di
lahan pertanian. Hasil pembakaran jerami berupa selulosa akan lebih cepat
diserap tanah dalam kondisi abu karena kandungan protein dan karbonnya sudah
terpecah. Dengan demikian tanpa disadari pembakaran jerami juga menguntungkan
tanah secara tak langsung.
Jerami padi juga bisa digunakan
sebagai briket bahan bakar. Nilai kandungan jerami padi bila digabung dengan
bunkil jarak dan sekam padi bisa mencapai 5500 kcal/kg belum lagi ditambah
kulit kedelai yang bisa dimanfaatkan sebagai briket. Briket jerami padi tentu
bisa menjadi alternatif bahan bakar bagi masyarakat di pedesaan untuk menghemat
biaya bahan bakar dari minyak atau gas. Karena briket jerami padi lebih bersih
dan tidak mengandung racun seperti hal-nya briket batubara yang menghasilkan
gas oksida nitrit (NOx) dan oksida sulfur (SOx). Jerami padi selain digunakan
sebagai tempat biakan jamur merang juga dapat berfungsi sebagai campuran
makanan ternak karena kandungan protein yang cukup memadai. Jika kita melihat
daerah-daerah yang kering di pulau Jawa maka peternakan sapi di daerah tersebut
sering mengalami kekurangan pakan sapi, mengapa kita tidak mencoba mengolah
jerami padi sebagai bahan baku alternatif pakan sapi? Walau kandungan gizi
jerami padi lebih rendah dari rumput galah atau rumput gajah namun tidak ada
salahnya mencoba jerami sebagai pakan ternak sampingan untuk sapi di daerah
kering.
Kegunaan lain dari jerami padi
adalah sebagai penghasil bio-ethanol atau gas hidrogen. Dengan menggunakan
reaksi hidrolisis pada jerami padi akan didapatkan ethanol untuk bahan bakar
mesin giling dan kendaraan bermotor. Dan jika membutuhkan gas untuk pembangkit
listrik maka proses gasifikasi dari jerami padi mampu memproduksi gas hidrogen
untuk menyalakan turbin listrik. Hasil gasifikasi jerami padi berupa bubuk abu
bisa digunakan sebagai campuran briket atau pupuk organik. Bukan main betapa
banyaknya fungsi jerami padi yang selama ini dianggap sebagai limbah pertanian
ini.
Pada umumnya,
jika seseorang beternak sapi, mereka akan menggunakan hijauan antara lain berupa
rumput-rumputan sebagai bahan utama makanan bagi ternak.Jika rerumputan sulit
didapatkan, jerami padi biasanya digunakan sebagai alternatif pengganti. Namun
perlu anda ketahui bahwa jerami padi tidak memiliki kandungan protein yang
cukup tinggi untuk menunjang produksi sapi.
Ditambah
lagi, jerami padi adalah bahan makanan yang sulit dicerna oleh sapi anda
dikarenakan teksturnya yang kasar. Oleh sebab itu, sebaiknya diberikan dalam
jumlah terbatas. Akan lebih baik lagi jika jerami pada hanya merupakan bahan
tambahan. Artinya, jerami tidak diberikan setiap hari secara penuh, tetap harus
ditambahkan hijauan sebagai bahan pakan sapi yang utama.
Namun jika
nantinya jerami padi juga mulai sulit diperoleh, seharusnya peternak sudah
mulai berpikir untuk mengolahnya pada saat stok berlebih, antara lain dengan
cara dibuat menjadi tape jerami atau jerami fermentasi.
Manfaat lain yang mudah di olah
adalah :
1.Membuat Tape Jerami
Tape jerami
adalah hasil olahan jerami dengan cara difermentasi sehingga menjadi bahan yang
siap dikonsumsi ternak ruminansia. Dengan dibuat tape jerami kandungan protein,
nutrisi dan vitamin pada jerami akan meningkat. Pada pembuatan tape jerami
dekomposer yang digunakan biasanya adalah golongan jamur karena prinsip
kerjanya sama dengan pembuatan tempe. Kotoran ternak hasil mengkonsumsi tape
jerami sangat bagus digunakan untuk kompos sawah kita.
Berdasarkan
penelitian, hanya dengan sedikit sentuhan teknologi sederhana saja, anda dapat
menyulap jerami padi menjadi tape jerami yang lebih bergizi, dengan kandungan
protein hingga 7%. Angka ini cukup signifikan, apalagi ditunjang dengan
kelebihan lain yaitu lebih mudah dicerna, serta peningkatan palatabilitas
(tingkat kesukaan) dari aroma yang dihasilkan (mirip karamel).
Alat dan Bahan :
1.Cangkul 4.
1 botol bioactivator (sebagai ragi)
2.Alat pengaduk 5.
500 gram gula jawa/gula aren
3. Jerami padi dalam kondisi
setengah kering 6. Sekitar
300-400 liter
Cara :
1. Membuat
sebuah tempat pengolahan (berupa lubang) yang teduh dan kering
2. Letakkan
satu lapis jerami padi sebagai lapis pertama di atasnya dan diinjak-injak
hingga padat. Usahakan memilih jerami dari padi tingginya minimal 20 cm.
3. menyemprotkan
larutan bioactivator yang telah diencerkan dengan menambahkan gula + air, lapis
demi lapis. Namun jika anda mendapatkan jerami dalam kondisi masih basah,
jumlah air yang ditambahkan tidak boleh terlalu banyak.
4. Tutup
dengan lapisan jerami dan semprot kembali , ulangi prosedur tersebut . Setelah
dirasa cukup, tutupi bagian atasnya dengan jerami kering atau plastik hitam.
5.
Diamkan selama 7 hingga 10 hari, maka tape jerami
siap diberikan kepada ternak sapi anda.
2.Membuat Kompos
Seperti halnya
membuat kompos dengan bahan organik lain, dalam pembuatan kompos dengan media
jerami juga memerlukan mikro organisme dekomposer untuk mempercepat proses
fermentasi. Dengan menggunakan dekomposer hanya butuh waktu 15 -20 hari untuk
membuat kompos yang siap pake dan langsung bisa diaplikasi ke sawah lagi. Dalam
proses mengkomposkan jerami bisa ditambah dengan kotoran sapi ataupun sampah
hijau (bahan organik) yang lain.
Alat dan Bahan :
1. Jerami
2. Sampah-sampah(daun-daun
kering dan lain-lain)
3. Pupuk
Kandang
4. Batang
pisang yang sudah di cincang (bisa di ganti dengan yang lain)
5. Dedak
1kg
6. Larutan
EM4 20 ml + 2 L air + 2 sendok makan gula pasir (Larutan Dekomposer)
7. Pengaduk
8. Penutup
(misal karung)
Cara :
1. Campurkan
bahan dari nomor 1-5 dan aduk rata
2. Siram
dengan larutan dekomposer . lalu aduk kembali hingga rata
3. Terakhir
, tutup rapat dengan karung tanpa ada celah
4. Diamkan
selama 2 minggu , namun setiap hari di aduk kembali sambil di siram dengan
dekomposer
5. Setiap
pengecekan dilakukan pengecekan suhu
Melihat banyaknya fungsi jerami padi
tersebut sudah selayaknya para petani mulai dibekali pengetahuan dan
keterampilan bagaimana memanfaatkan jerami padi pasca panen di pedesaan. Jumlah
jerami padi yang cukup melimpah tentunya mampu menghasilkan nilai tersendiri
bagi kaum petani di Indonesia begitu juga para peternak yang bisa menjadikan
jerami padi sebagai makanan samping selain makanan pokok hewan ternak seperti
daun dan rerumputan. Tata cara pengelolaan limbah pertanian ini tentunya
ditujukan untuk kesejahteraan kaum petani sendiri sehingga mereka mampu
mengelola pertanian dan hasil-hasilnya tanpa harus merambah ke kota untuk
mencari penghasilan.
Petani bijaksana pasti
akan berpikiran seperti di atas, marilah kita ajak teman-teman petani yang lain
untuk tidak membakar jerami, membuangnya dan lain-lain. Marilah kita lestarikan
alam kita dan mengembangkan pertanian di Indonesia khususnya di Kalimantan
Barat . Sebagai generasi peduli lingkungan dan dunia pertanian , kita harus
mengambil peran dalam hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar