BAB
I
PENDAHULUAN
A.Latar
Belakang
Tanah gambut merupakan tumpukan bahan
organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman yang melapuk atau membusuk dalam
jangka waktu yang lama dan merupakan tanah homogen. Sebagai bahan organik,
gambut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Volume gambut di seluruh dunia
diperkirakan sejumlah 4 trilyun m³, yang menutupi wilayah sebesar
kurang-lebih 3 juta km² atau sekitar 2% luas daratan di dunia, dan mengandung potensi energi
kira-kira 8 miliar terajoule.
Lahan gambut merupakan salah satu
sumber daya alam yang memiliki peran dalam siklus hidrologi dan fungsi ekologi
lainnya yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi . Beberapa
nilai penting yang dimiliki gambut adalah ada yang bersifat ekstraktif maupun
bersifat non-ekstraktif. Bersifat ekstraktif , gambut dapat di jadikan sebagai
bahan bakar , abu gambut dimanfaatkan sebagai pembuatan pupuk , di ambil asam
humatnya dan lain-lain. Sedangkan yang bersifat non-ekstraktif , gambut sebagai
habitat pendukung keragaman hayati , yaitu sebagai lahan pertanian , perkebunan
, dan lain-lain . Lahan gambut juga
mampu menyimpan air dengan jumlah yang sangat besar , sehingga lahan gambut
dijadikan sebagai kawasan penyangga hidrologi
dan kawasan sekitarnya , seperti mencegah banjir di musim hujan dan menyuplai
air di musim kemarau .
Lahan gambut sebagai penyimpan karbon
yang alami , jika lahan gambut di alih fungsikan , dapat menyebabkan meningkatnya
emisi gas rumah kaca .Gas rumah kaca merupakan gas-gas yang ada di atmosfer
yang dapat menyebabkan efek rumah kaca , gas-gas tersebut dapat timbul secara
alamiah maupun dapat muncul akibat dari aktifitas manusia di bumi . Uap air
merupakan gas rumah kaca yang paling banyak mencapai atmosfer sebagai akibat
dari penguapan air laut , danau dan sungai . Sedangkan karbondioksida merupakan
gas terbanyak kedua , gas ini muncul dari berbagai proses alami seperti
pernapasan hewan dan manusia , dan yang paling rawan dan sering terjadi adalah
pembakaran material organik yang meliputi kebakaran hutan , mengalihfungsikan
lahan gambut dengan cara pembakaran dan lain-lain . Dan jika lahan gambut
sebagai penyimpan karbon alami di alih fungsikan , akan berujung pada perubuhan
iklim lokal hingga global .
B.Tujuan
Tujuan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah kita
dapat mengetahui bahwa gambut merupakan penyimpan karbon yang alami , dan
gambut memiliki peran bagi iklim global . Jika lahan gambut di alih fungsikan
dan di gunduli hutannya dengan cara pembakaran , maka dapat menyebabkan
meningkatnya emisi gas rumah kaca dan dapat menyebabkan perubahan pada iklim
global .
BAB
II
PEMBAHASAN
A.Lahan
Gambut di Indonesia Penyimpan Karbon Yang Alami
Lahan Gambut Indonesia merupakan hutan kering dataran rendah yang dekat dengan
kawasan pesisir , di bawah lahan gambut ini tersimpan jutaan ton karbon , hal
itu terjadi karena adanya akumulasi pembusukan vegetasi dengan jangka waktu
yang sangat lama . Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu surga
karbon lahan gambut .
Indonesia memiliki lebih dari 20 juta hektare
lahan gambut , pada akhir Agustus tahun
2007 di Yogyakarta di selenggarakan lokakarya tentang lahan gambut tropis yang
menyoroti ancaman terhadap kawasan gambut sebagai akibat dari perubahan atau
alih fungsi lahan gambut .
Sifat-sifat yang dimiliki tanah gambut ,
memungkinkan para klimatolog menggunakan gambut sebagai indikator perubahan
iklim pada masa lampau . Lahan gambut memiliki fungsi sebagai penyimpan karbon
yang alami . Karbondioksida dalam jumlah
yang besar , merupakan penyumbang besar terhadap pemanasan global , hal itu
dapat terjadi karena beberapa sebab , salah satunya ketika lahan gambut di alih
fungsikan .
Greenpeace adalah organisasi internasional
yang bergerak di bidang lingkungan dan bersifat non pemerintahan, tujuan dari
organisai ini adalah untuk memastikan kemampuan bumi dalam memelihara kehidupan
di semua keragaman . Greenpeace berfokus pada perubahan iklim ,deforestasi ,
overfishing dan lain-lain . Greenpeace pernah menerbitkan sebuah laporan
mengenai dampak perubahan iklim jika lahan gambut di alih fungsikan menjadi
berbagai budidaya pertanian dan
perkebunan , misalnya perkebunan kelapa sawit dan lain-lain , hal itu dapat
berdampak pada peningkatan emisi gas rumah kaca lalu dapat menyebabkan pemanasan
global dan pada akhir nya dapat menyebabkan perubahan iklim global.
Di Asia Tenggara terdapat lahan gambut dengan luas total
27,1 juta hektar , dan lebih dari 20 juta hektar di miliki Indonesia . Lahan
gambut tropis di Asia Tenggara di
perkirakan mewakili 60% dari total penyimpanan karbon lahan gambut tropis.
Sekitar 600 juta ton karbon setiap tahunnya terlepas dari lahan gambut yang
mengering dan teroksidasi . Kerusakan lahan gambut terkait erat dengan
kebakaran hutan yang menyebabkan pelepasan karbondioksida dan lebih dari
90% emisi karbondioksida tersebut
berasal dari Indonesia dan dari itu Indonesia menempati urutan ke-3 sebagai
penghasil karbondioksida .Jika penyimpan karbon alami di rusak , dan emisi gas
rumah kaca meningkat , itu juga dapat menyebabkan berubah nya komposisi
atmosfer dan berakibat pada perubahan iklim. Artinya , lahan gambut di
Indoensia ikut bertanggung jawab terhadap pemanasan global yang berujung pada
perubahan iklim .
B.Gambut
sebagai Penyimpan Karbon
1)Karbon Tersimpan di Dalam Tanah
Karbon
di bawah permukaan lahan gambut atau di dalam tanah tersimpan dalam bentuk
gambut,akar tanaman dan mikrobia . Besarnya karbon yang tersimpan di dalam
tanah gambut sangat di pengaruhi oleh tingkat kematangan tanah gambut ,
ketebalan serta kadar abu .
a) Tingkat Kematangan
Semakin
tinggi tingkat kematangan gambut , semakin tinggi pula kandungan karbon , tapi
hanya dalam per satuan volume gambut . Namun jika dilihat secara total dari
volume lahan gambut , bukan berarti tingginya tingkat kematangan gambut di suatu kawasan , simpanan karbon juga
semakin meningkat . Hal ini terjadi karena adanya suatu proses dekomposisi yang
menyebabkan penurunan volume gambut atau subsiden , sehingga meskipun kandungan
gambut meningkat atau tinggi tingkat kematangannya dalam per satuan volume ,
namun karena total volume gambut berkurang ,maka simpanan karbon secara total
juga berkurang .
b)Ketebalan Gambut
Berdasarkan ketebalannya , gambut dapat di klasifikasikan
sebagai gambut dangkal(50-100 cm) ,gambu sedang (100-200 cm) , gambut dalam
(200-400 cm) , gambut sangat dalam ( 400-800 cm) , gambut dalam sekali (>800
cm) . Gambut dengan kedalam kurang dari 50 cm disebut tanah bergambut . Ketebalan
gambut juga menentukan besarnya karbon yang tersimpan , sehingga gambut dapat
di jadikan indakator awal besarnya karbon yang tersimpam dalam tanah gambut .
c.)Kadar Abu
Kadar
abu dalam tanah menunjukan besarnya kandungan bahan mineral dalam gambut
.Semakin tinggi kadar abu dalam bahan gambut , maka kandungan karbon dalam
tanah gambut semakin rendah . Pada
beberapa lokasi , umumnya kadar abu dalam tanah gambut meningkat dengan semakin
dekat lapisan gambut ke lapisan subtratum .
2) Karbon Tersimpan di Permukaan Lahan Gambut
Dua
komponen utama penyimpan karbon di permukaan gambut adalah biomassa dan
nekromas . Biomassa merupakan berat kering dari bagian tumbuhan yang masih
hidup , yaitu terdiri dari batang , dahan , daun tanaman semusim ataupun pohon-pohon
. Sedangkan Nekromas merupakan berat kering tanaman atau bagian pohon yang
telah mati , baik yang masih tegak di
batang pohon , ataupun yang telah tergeletak di permukaan tanah , yaitu seperti
ranting dan daun-daun yang telah gugur atau serasah yang belum melapuk.
Besar
nya karbon yang tersimpan di atas permukaan lahan gambut di tentukan oleh jenis
dan umur tanaman , keragaman dan
kerapatan tanaman , kesuburan tanah , kondisi iklim dan lain-lain .
C.Kebakaran
Lahan Gambut
Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer saat
ini menjadi perhatian masyarakat global . Kebakaran lahan gambut dan hutan
menjadi sorotan utama penyebab pelepasan gas rumah kaca , seperti CO2 , CH4
, N2O. Pelepasan CO2
setiap tahunnya dari pembakaran energi fosil mencapai 6 milyar ton
CO2 , hampir sama dengan jumlah CO2 yang dilepaskan oleh
tanaman dan tanah . Adapun salah satu penyebab hal ini bisa terjadi karena adanya
tekanan jumlah manusia di bumi dengan aktifitas yang beragam untuk
memenuhi kebutuhannya seperti energi dan
makanan , sehingga mengeksploitasi sumber daya alam dengan jumlah yang sangat
besar dan dapat menyebabkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer
.
Sukarnya
mencari lahan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan menyebabkan sebagian masyarakat mulai
menggunakan lahan gambut untuk areal pertanian . Namun yang menjadi perhatian ,
sebagian masyarakat mengambil jalan praktis dalam membuka lahan gambut untuk
areal pertanian dengan cara , membakar lahan gambut . Lahan gambut di jadikan
areal pertanian tidak hanya oleh masyarakat saja , melainkan
perusahaan-perusahaan berbasis kehutanan
dan perkebunan juga membuka lahan di atas gambut .
Terbakar
nya kawasan-kawasan lahan gambut telah merusak beberapa tempat penyimpan karbon
alami dan melepaskan sejumlah karbon ke atmosfer , sehingga dapat memicu
peningkatan gas rumah kaca . Kawasan
gambut sangat rawan terbakar pada musim kemarau , oleh karena itu , untuk
mencegah terjadinya kebakaran lahan gambut dapat di lakukan dengan penyekatan
di parit-parit lahan lahan gambut , hal itu bertujuan untuk meningkatkan tinggi
permukaan air di parit dan sekitar lahan gambut , sehingga peluang terjadinya
kebakaran di musim kemarau dapat berkurang .
D.Emisi
Gas Rumah Kaca dari Lahan Gambut
Gas rumah kaca
adalah gas-gas di atmosfer yang mampu menyerap radiasi matahari yang di pantulkan
oleh bumi , dan kemudian gas-gas tersebut memantulkan kembali radiasi matahari
ke bumi , sehingga bumi mengalami pemanasan . Dalam kondisi normal efek GRK
justru bermanfaat untuk bumi karena menjaga suhu bumi relatif stabil, tanpa
efek GRK bumi akan mengalami penuruan suhu.
Efek gas rumah kaca yang berlebihan terjadi
karena peningkatan konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) dan gas-gas
lainnya seperti SO2(sulfurdioksida) , NO (nitrogenoksida) , NO2
(nitrogendioksida) ,CH4 (metan) , CFC (kloroflourokarbon) di
atmosfer . Kenaikan konsentrasi rumah kaca disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas tersebut diiring dengan peningkatan berbagai jenis pembakaran
bahan bakar minyak (BBM), batu bara ,dan bahan bahan organik lainnya
dipermukaan bumi, sedangkan emisi GRK dari lahan gambut terutama terjadi
melalui proses dekomposisi dan kebakaran lahan .
Karbon
yang tersimpan di lahan gambut relatif tinggi , sehingga lahan gambut
berpotensi menyumbang emisi gas rumah kaca jika bahan organik yang tersimpan
dalam gambut mengalami dekomposisi atau kebakaran, gas rumah kaca (GRK) utama
yang diemisi dari lahan gambut adalah CO2, CH2 ,N2O.
Sedangkan kebakaran lahan gambut terjadi pada
saat lahan gambut di alih fungsikan serta sisa tanaman lainnya akan berubah
menjadi nekromas yang nanti pada akhir nya akan teremisi melalui proses
dekomposisi dan pembakaran .
Dampak emisi gas rumah kaca pada skala lokal
dan global :
·
Lahan
gambut berkurang atau subsiden , sehingga fungsinya sebagai penyimpan air dan
pengatur hidrologi berkurang bahkan bisa hilang .
·
Konsentrasi
gas rumah kaca meningkat , sehingga menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan
global . Sehingga hal ini dapat berdampak pada penuruan produktivitas pertanian
, daerah di dekat pesisir semakin luas terjadi banjir karena meningkat nya permukaan air laut akibat
terjadinya pencairan es di daerah kutub .
E.Lahan
Gambut dan Pemanasan Global Serta Perubahan Iklim
Meningkat nya emisi gas karbon dapat menyebabkan pemanasan
global , lalu juga menyebabkan perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut ,
peningkatan gas karbon sangat tajam bila lahan gambut di alih fungsikan dengan
cara di bakar . Berdasarkan beberapa data dan sumber , dapat di simpulkan bahwa
lahan gambut Indonesia sebagai salah satu penyebab pemanasan global . Hal itu
terjadi , karena lahan gambut yang ada di pulau-pulau di Indonesia , sering
terjadi pembakaran dan mengemisi karbon dalam jumlah yang besar .
Sebenarnya
dampak pemanasan global sudah dapat kita rasakan saat ini , seperti perubahan
cuaca yang ekstrim , di tandai dengan
perubahan siklus hujan dan kenaikan permukaan air laut yang di sebabkan oleh
mencairnya es di kutub.peningkatan suhu permukaan bumi merupakan dampak
pemanasan global, hal itu berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah
kutub utara selatan. Pencairan kutub es ini, secara langsung meningkatan
permukaan air laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang
berkepanjangan, priode musim hujan yang semakin singkat namun semakin tinggi
intensitasnya.
Dampak pemanasan global terhadap curah hujan, menurut beberapa ahli
telah terjadi perubahan iklim yang salah satu indikasinya adalah pola hujan.
Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling bervariasi namun hujan
merupakan salah satu variabel atmosfer yang paling sulit diprediksi. Akibat
dari pemanasan global proses penyeimbangan panas atau suhu bumi sebagai faktor
pengerak cuaca juga mengalami perubahan serta mengakibatkan semakin sulitnya
memprediksi awal musim hujan dan musim kemarau yang sangat penting bagi sektor
pertanian.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Lahan gambut merupakan penyimpan karbon yang
alami , karbon dapat terlepas melalui proses dekomposisi bahan organik dan
penyumbang paling besar akibat terjadinya kebakaran lahan gambut . Membakar
lahan gambut sama artinya dengan merusak siklus hidrologi dan mengganggu siklus
karbon global . Kebakaran lahan gambut
mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap jumlah CO2 yang ada di
atmosfer .
Lahan gambut penyimpan karbon , apabila di
alih fungsikan dan dengan cara di bakar akan menyebabkan peningkatan emisi gas
rumah kaca , jika jumlah gas rumah kaca sangat besar di atmosfer , maka terjadi
pemanasan global dan berujung pada perubahan iklim .
Hal ini akan terus berlangsung jika tidak di
temukan jalan keluarnya ,bahkan dapat semakin parah . Indonesia juga juga akan
kehilngan sumber daya alam yang mempunyai peranan penting dalam siklus
hidrologi dan pemeliharaan keragaman hayati yaitu lahan gambut .
Sebenarnya penyebab pemanasan global dan
perubahan iklim bukan hanya dari penyalahgunaan lahan gambut , banyak penyebab
lainnya , tetapi karena lahan gambut merupakan penyimpan karbon yang alami dan
harus di jaga kelestarian dan keutuhannya , maka lahan gambut sangat berperan
dalam iklim global .
Sudah saatnya kita dan seluruh masyarakat
lokal mengubah cara pandang dan perlakuan terhadap lahan gambut , baik dari
masyarakat , pemerintah , maupun perusahaan agar lahan gambut bisa menjalankan
peran sebagai mana mestinya .
DAFTAR PUSTAKA
id.m.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kaca
Maya R.2007.Kontribusi Kebakaran Lahan Gambut
Terhadap Pemanasan Global .Pemanasan Global.Lahan Gambut dan Kebakaran. Lahan
Gambut dan Pemanasan Global .
A.Dariah.2010.Simpanan Karbon dan Emisi CO2
Lahan Gambut . Karbon Tersimpan Di Lahan Gambut .Emisi Gas Rumah Kaca Dalam
Lahan Gambut .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar