Jumat, 12 Februari 2016

Karya Tulis Ilmiah Peran Lahan Gambut Bagi Iklim Global


 
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Tanah gambut merupakan tumpukan bahan organik yang berasal dari sisa-sisa tanaman yang melapuk atau membusuk dalam jangka waktu yang lama dan merupakan tanah homogen. Sebagai bahan organik, gambut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Volume gambut di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4 trilyun m³, yang menutupi wilayah sebesar kurang-lebih 3 juta km² atau sekitar 2% luas daratan di dunia, dan mengandung potensi energi kira-kira 8 miliar terajoule.
Lahan gambut merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki peran dalam siklus hidrologi dan fungsi ekologi lainnya yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di bumi . Beberapa nilai penting yang dimiliki gambut adalah ada yang bersifat ekstraktif maupun bersifat non-ekstraktif. Bersifat ekstraktif , gambut dapat di jadikan sebagai bahan bakar , abu gambut dimanfaatkan sebagai pembuatan pupuk , di ambil asam humatnya dan lain-lain. Sedangkan yang bersifat non-ekstraktif , gambut sebagai habitat pendukung keragaman hayati , yaitu sebagai lahan pertanian , perkebunan , dan lain-lain . Lahan gambut  juga mampu menyimpan air dengan jumlah yang sangat besar , sehingga lahan gambut dijadikan sebagai  kawasan penyangga hidrologi dan kawasan sekitarnya , seperti mencegah banjir di musim hujan dan menyuplai air di musim kemarau .
Lahan gambut sebagai penyimpan karbon yang alami , jika lahan gambut di alih fungsikan , dapat menyebabkan meningkatnya emisi gas rumah kaca .Gas rumah kaca merupakan gas-gas yang ada di atmosfer yang dapat menyebabkan efek rumah kaca , gas-gas tersebut dapat timbul secara alamiah maupun dapat muncul akibat dari aktifitas manusia di bumi . Uap air merupakan gas rumah kaca yang paling banyak mencapai atmosfer sebagai akibat dari penguapan air laut , danau dan sungai . Sedangkan karbondioksida merupakan gas terbanyak kedua , gas ini muncul dari berbagai proses alami seperti pernapasan hewan dan manusia , dan yang paling rawan dan sering terjadi adalah pembakaran material organik yang meliputi kebakaran hutan , mengalihfungsikan lahan gambut dengan cara pembakaran dan lain-lain . Dan jika lahan gambut sebagai penyimpan karbon alami di alih fungsikan , akan berujung pada perubuhan iklim lokal hingga global .

B.Tujuan
            Tujuan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah kita dapat mengetahui bahwa gambut merupakan penyimpan karbon yang alami , dan gambut memiliki peran bagi iklim global . Jika lahan gambut di alih fungsikan dan di gunduli hutannya dengan cara pembakaran , maka dapat menyebabkan meningkatnya emisi gas rumah kaca dan dapat menyebabkan perubahan pada iklim global .


BAB II
PEMBAHASAN
A.Lahan Gambut di Indonesia Penyimpan Karbon Yang Alami
Lahan Gambut Indonesia merupakan  hutan kering dataran rendah yang dekat dengan kawasan pesisir , di bawah lahan gambut ini tersimpan jutaan ton karbon , hal itu terjadi karena adanya akumulasi pembusukan vegetasi dengan jangka waktu yang sangat lama . Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu surga karbon lahan gambut .
Indonesia memiliki lebih dari 20 juta hektare lahan gambut  , pada akhir Agustus tahun 2007 di Yogyakarta di selenggarakan lokakarya tentang lahan gambut tropis yang menyoroti ancaman terhadap kawasan gambut sebagai akibat dari perubahan atau alih fungsi lahan gambut .
Sifat-sifat yang dimiliki tanah gambut , memungkinkan para klimatolog menggunakan gambut sebagai indikator perubahan iklim pada masa lampau . Lahan gambut memiliki fungsi sebagai penyimpan karbon yang alami .  Karbondioksida dalam jumlah yang besar , merupakan penyumbang besar terhadap pemanasan global , hal itu dapat terjadi karena beberapa sebab , salah satunya ketika lahan gambut di alih fungsikan .
Greenpeace adalah organisasi internasional yang bergerak di bidang lingkungan dan bersifat non pemerintahan, tujuan dari organisai ini adalah untuk memastikan kemampuan bumi dalam memelihara kehidupan di semua keragaman . Greenpeace berfokus pada perubahan iklim ,deforestasi , overfishing dan lain-lain . Greenpeace pernah menerbitkan sebuah laporan mengenai dampak perubahan iklim jika lahan gambut di alih fungsikan menjadi berbagai  budidaya pertanian dan perkebunan , misalnya perkebunan kelapa sawit dan lain-lain , hal itu dapat berdampak pada peningkatan emisi gas rumah kaca lalu dapat menyebabkan pemanasan global dan pada akhir nya dapat menyebabkan perubahan iklim global.
            Di Asia Tenggara terdapat lahan gambut dengan luas total 27,1 juta hektar , dan lebih dari 20 juta hektar di miliki Indonesia . Lahan gambut tropis di Asia Tenggara  di perkirakan mewakili 60% dari total penyimpanan karbon lahan gambut tropis. Sekitar 600 juta ton karbon setiap tahunnya terlepas dari lahan gambut yang mengering dan teroksidasi . Kerusakan lahan gambut terkait erat dengan kebakaran hutan yang menyebabkan pelepasan karbondioksida dan lebih dari 90%  emisi karbondioksida tersebut berasal dari Indonesia dan dari itu Indonesia menempati urutan ke-3 sebagai penghasil karbondioksida .Jika penyimpan karbon alami di rusak , dan emisi gas rumah kaca meningkat , itu juga dapat menyebabkan berubah nya komposisi atmosfer dan berakibat pada perubahan iklim. Artinya , lahan gambut di Indoensia ikut bertanggung jawab terhadap pemanasan global yang berujung pada perubahan iklim .
B.Gambut sebagai Penyimpan Karbon
1)Karbon Tersimpan di Dalam Tanah
            Karbon di bawah permukaan lahan gambut atau di dalam tanah tersimpan dalam bentuk gambut,akar tanaman dan mikrobia . Besarnya karbon yang tersimpan di dalam tanah gambut sangat di pengaruhi oleh tingkat kematangan tanah gambut , ketebalan serta kadar abu .
a) Tingkat Kematangan
            Semakin tinggi tingkat kematangan gambut , semakin tinggi pula kandungan karbon , tapi hanya dalam per satuan volume gambut . Namun jika dilihat secara total dari volume lahan gambut , bukan berarti tingginya tingkat kematangan gambut  di suatu kawasan , simpanan karbon juga semakin meningkat . Hal ini terjadi karena adanya suatu proses dekomposisi yang menyebabkan penurunan volume gambut atau subsiden , sehingga meskipun kandungan gambut meningkat atau tinggi tingkat kematangannya dalam per satuan volume , namun karena total volume gambut berkurang ,maka simpanan karbon secara total juga berkurang .
b)Ketebalan Gambut
Berdasarkan ketebalannya , gambut dapat di klasifikasikan sebagai gambut dangkal(50-100 cm) ,gambu sedang (100-200 cm) , gambut dalam (200-400 cm) , gambut sangat dalam ( 400-800 cm) , gambut dalam sekali (>800 cm) . Gambut dengan kedalam kurang dari 50 cm disebut tanah bergambut . Ketebalan gambut juga menentukan besarnya karbon yang tersimpan , sehingga gambut dapat di jadikan indakator awal besarnya karbon yang tersimpam dalam tanah gambut .


c.)Kadar Abu
            Kadar abu dalam tanah menunjukan besarnya kandungan bahan mineral dalam gambut .Semakin tinggi kadar abu dalam bahan gambut , maka kandungan karbon dalam tanah  gambut semakin rendah . Pada beberapa lokasi , umumnya kadar abu dalam tanah gambut meningkat dengan semakin dekat lapisan gambut ke lapisan subtratum .
2) Karbon Tersimpan di Permukaan Lahan Gambut
            Dua komponen utama penyimpan karbon di permukaan gambut adalah biomassa dan nekromas . Biomassa merupakan berat kering dari bagian tumbuhan yang masih hidup , yaitu terdiri dari batang , dahan , daun tanaman semusim ataupun pohon-pohon . Sedangkan Nekromas merupakan berat kering tanaman atau bagian pohon yang telah mati  , baik yang masih tegak di batang pohon , ataupun yang telah tergeletak di permukaan tanah , yaitu seperti ranting dan daun-daun yang telah gugur atau serasah yang belum melapuk.
            Besar nya karbon yang tersimpan di atas permukaan lahan gambut di tentukan oleh jenis dan umur tanaman ,  keragaman dan kerapatan tanaman , kesuburan tanah , kondisi iklim  dan lain-lain .
C.Kebakaran Lahan Gambut
            Meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer saat ini menjadi perhatian masyarakat global . Kebakaran lahan gambut dan hutan menjadi sorotan utama penyebab pelepasan gas rumah kaca , seperti CO2 , CH4 , N2O. Pelepasan CO2  setiap tahunnya dari pembakaran energi fosil mencapai 6 milyar ton CO2 , hampir sama dengan jumlah CO2 yang dilepaskan oleh tanaman dan tanah . Adapun salah satu penyebab hal ini bisa terjadi karena adanya tekanan jumlah manusia di bumi dengan aktifitas yang beragam untuk memenuhi  kebutuhannya seperti energi dan makanan , sehingga mengeksploitasi sumber daya alam dengan jumlah yang sangat besar dan dapat menyebabkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer .
            Sukarnya mencari lahan untuk kegiatan pertanian dan perkebunan  menyebabkan sebagian masyarakat mulai menggunakan lahan gambut untuk areal pertanian . Namun yang menjadi perhatian , sebagian masyarakat mengambil jalan praktis dalam membuka lahan gambut untuk areal pertanian dengan cara , membakar lahan gambut . Lahan gambut di jadikan areal pertanian tidak hanya oleh masyarakat saja , melainkan perusahaan-perusahaan berbasis kehutanan  dan perkebunan juga membuka lahan di atas gambut .
            Terbakar nya kawasan-kawasan lahan gambut telah merusak beberapa tempat penyimpan karbon alami dan melepaskan sejumlah karbon ke atmosfer , sehingga dapat memicu peningkatan gas rumah kaca .  Kawasan gambut sangat rawan terbakar pada musim kemarau , oleh karena itu , untuk mencegah terjadinya kebakaran lahan gambut dapat di lakukan dengan penyekatan di parit-parit lahan lahan gambut , hal itu bertujuan untuk meningkatkan tinggi permukaan air di parit dan sekitar lahan gambut , sehingga peluang terjadinya kebakaran di musim kemarau dapat berkurang .
D.Emisi Gas Rumah Kaca dari Lahan Gambut
            Gas  rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang mampu menyerap radiasi matahari yang di pantulkan oleh bumi , dan kemudian gas-gas tersebut memantulkan kembali radiasi matahari ke bumi , sehingga bumi mengalami pemanasan . Dalam kondisi normal efek GRK justru bermanfaat untuk bumi karena menjaga suhu bumi relatif stabil, tanpa efek GRK bumi akan mengalami penuruan suhu.
Efek gas rumah kaca yang berlebihan terjadi karena peningkatan konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) dan gas-gas lainnya seperti SO2(sulfurdioksida) , NO (nitrogenoksida) , NO2 (nitrogendioksida) ,CH4 (metan) , CFC (kloroflourokarbon) di atmosfer . Kenaikan konsentrasi rumah kaca disebabkan oleh  meningkatnya  emisi gas-gas tersebut  diiring dengan peningkatan berbagai jenis pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara ,dan bahan bahan organik lainnya dipermukaan bumi, sedangkan emisi GRK dari lahan gambut terutama terjadi melalui proses dekomposisi dan kebakaran lahan .
            Karbon yang tersimpan di lahan gambut relatif tinggi , sehingga lahan gambut berpotensi menyumbang emisi gas rumah kaca jika bahan organik yang tersimpan dalam gambut mengalami dekomposisi atau kebakaran, gas rumah kaca (GRK) utama yang diemisi dari lahan gambut adalah CO2, CH2 ,N2O.
Sedangkan kebakaran lahan gambut terjadi pada saat lahan gambut di alih fungsikan serta sisa tanaman lainnya akan berubah menjadi nekromas yang nanti pada akhir nya akan teremisi melalui proses dekomposisi dan pembakaran .

Dampak emisi gas rumah kaca pada skala lokal dan global :
·         Lahan gambut berkurang atau subsiden , sehingga fungsinya sebagai penyimpan air dan pengatur hidrologi berkurang bahkan bisa hilang .
·         Konsentrasi gas rumah kaca meningkat , sehingga menjadi penyebab utama terjadinya pemanasan global . Sehingga hal ini dapat berdampak pada penuruan produktivitas pertanian , daerah di dekat pesisir semakin luas terjadi banjir karena  meningkat nya permukaan air laut akibat terjadinya pencairan es di daerah kutub .
E.Lahan Gambut dan Pemanasan Global Serta Perubahan Iklim
            Meningkat nya emisi gas karbon dapat menyebabkan pemanasan global , lalu juga menyebabkan perubahan iklim dan naiknya permukaan air laut , peningkatan gas karbon sangat tajam bila lahan gambut di alih fungsikan dengan cara di bakar . Berdasarkan beberapa data dan sumber , dapat di simpulkan bahwa lahan gambut Indonesia sebagai salah satu penyebab pemanasan global . Hal itu terjadi , karena lahan gambut yang ada di pulau-pulau di Indonesia , sering terjadi pembakaran dan mengemisi karbon dalam jumlah yang besar .
            Sebenarnya dampak pemanasan global sudah dapat kita rasakan saat ini , seperti perubahan cuaca  yang ekstrim , di tandai dengan perubahan siklus hujan dan kenaikan permukaan air laut yang di sebabkan oleh mencairnya es di kutub.peningkatan suhu permukaan bumi merupakan dampak pemanasan global, hal itu berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara selatan. Pencairan kutub es ini, secara langsung meningkatan permukaan air laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, priode musim hujan yang semakin singkat namun semakin tinggi intensitasnya.
           Dampak pemanasan global terhadap curah hujan, menurut beberapa ahli telah terjadi perubahan iklim yang salah satu indikasinya adalah pola hujan. Hujan merupakan unsur fisik lingkungan yang paling bervariasi namun hujan merupakan salah satu variabel atmosfer yang paling sulit diprediksi. Akibat dari pemanasan global proses penyeimbangan panas atau suhu bumi sebagai faktor pengerak cuaca juga mengalami perubahan serta mengakibatkan semakin sulitnya memprediksi awal musim hujan dan musim kemarau yang sangat penting bagi sektor pertanian.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Lahan gambut merupakan penyimpan karbon yang alami , karbon dapat terlepas melalui proses dekomposisi bahan organik dan penyumbang paling besar akibat terjadinya kebakaran lahan gambut . Membakar lahan gambut sama artinya dengan merusak siklus hidrologi dan mengganggu siklus karbon global .  Kebakaran lahan gambut mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap jumlah CO2 yang ada di atmosfer .
Lahan gambut penyimpan karbon , apabila di alih fungsikan dan dengan cara di bakar akan menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca , jika jumlah gas rumah kaca sangat besar di atmosfer , maka terjadi pemanasan global dan berujung pada perubahan iklim .
Hal ini akan terus berlangsung jika tidak di temukan jalan keluarnya ,bahkan dapat semakin parah . Indonesia juga juga akan kehilngan sumber daya alam yang mempunyai peranan penting dalam siklus hidrologi dan pemeliharaan keragaman hayati yaitu lahan gambut .
Sebenarnya penyebab pemanasan global dan perubahan iklim bukan hanya dari penyalahgunaan lahan gambut , banyak penyebab lainnya , tetapi karena lahan gambut merupakan penyimpan karbon yang alami dan harus di jaga kelestarian dan keutuhannya , maka lahan gambut sangat berperan dalam iklim global .
Sudah saatnya kita dan seluruh masyarakat lokal mengubah cara pandang dan perlakuan terhadap lahan gambut , baik dari masyarakat , pemerintah , maupun perusahaan agar lahan gambut bisa menjalankan peran sebagai mana mestinya .


DAFTAR PUSTAKA

id.m.wikipedia.org/wiki/Gas­_rumah_kaca
Maya R.2007.Kontribusi Kebakaran Lahan Gambut Terhadap Pemanasan Global .Pemanasan Global.Lahan Gambut dan Kebakaran. Lahan Gambut dan Pemanasan Global .
A.Dariah.2010.Simpanan Karbon dan Emisi CO2 Lahan Gambut . Karbon Tersimpan Di Lahan Gambut .Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Lahan Gambut .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar