Pangkuan Tuhan
Buah
Karya Muhammad Arif Rahman
Diam seribu
bahasa
Bukan berarti
bisu
Tubuh
bergetar tak berdaya
Bukan berarti tak mampu
Bukan
pujangga merangkai melodi cinta
Mata
layu berani menatap ke atas
Para
pemuka menghamburkan harta
Sebongkah
logam dan segumpal kertas
Gitar
tua tergantung di dada
Telapak
tergoreskan jejak kematian
Bertahan
dengan alunan kesedihan
Wajah
berdebu tak kan binasa
Terik
mentari membakar jiwa
Kaki
halus menopang raga
Meski
bukan siapa-siapa
Semangat
bernafas tetap membara
Syair
dan melodi terus menelusur
Seakan
tuhan tega membiarkan
Namun
semua telah di takdirkan
Membuat hasrat jiwa seakan terkubur
Kelak
semua akan berujung indah
Tatkala
tangan tuhan merangkul jiwa
` Di
pangkuan tuhan maha kuasa
bersyukur
, ikhlas , dan ibadah
Pedang
AL-Faruq
Muhammad Arif Rahman
Tatkala sang binatang buas meneguk khamar
Sunggguh bengis , kejam , tak berakhlak mulia
Tersesat dalam liang jahiliyah yang amat gelap
Tanpa pelita hidayah
yang menerangi
Pedang
pemusnah kaum du’afa
Selalu
ada kemana pun kaki berpijak
Menunggang
kuda yang berlari kencang
Kau
kuat , hebat , tangguh , berani mati
Tapi
begitu tega kah engkau wahai Umar
Mengubur
buah hati yang tak berdosa
Kau tertawa tatkala ia menangis dan merintih
Celaka lah engaku , musnah lah
engaku
Ombak di lautan menghempas
sang karang
Begitu pula kah kalbu mu yang
tak kan goyah??
Hingga terkumandang syair
penyejuk hati
Kalam illahi membentangkan segala makna
Lantunan
merdu nan indah dari sanak saudara
Kalbu
sang singa bergetar , berdetak begitu hebat
Seketika
menangis , menunduk , dan bersujud
Siapa
berani maju wahai kebathilan??
Pedang
Al-faruq kini telah lurus nan suci
Mengibarkan
semangat illahi robbi
Mengukir
dengan syair kebenaran
Darah
dosa yang selama ini melumuri
Sirna
sudah di sekujur pedang al-faruq
Memimpin
umat dalam surga kebenaran
Menghadang
siapapun yang menentang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar