M.Arif Rahman
Pangeran Tiaw dan
Putri Copan
Sebuah
negeri dimana rakyat sipil , rakyat pribumi hidup dengan makmur dan sejahtera .
Hasil kebun melimpah ruah , rempah-rempah tak ada habisnya , hewan ternak
berkembang sehat dengan jumlah yang banyak , hasil tangkapan nelayan pun
melimpah . 10.000 bala prajurit dengan peralatan perang yang lengkap , membuat
kerajaan aman dan damai , para tabib dan dayang-dayang istana sungguh murah
senyum dan jujur perangainya . Pada saat itu semua hidup serasa di surga .
Sebut saja negeri ini bernama “ Negeri Fu Yong Hai “ .

Semua
rakyat di negeri Fu Yong Hai sangat patuh dan tunduk kepada sang Raja dan Ratu
. Tetapi di balik kebahagiaan nya bersama rakyat , mereka ternyata memiliki
kesedihan yang luar biasa . Bagaimana tidak selama pernikahannya yaang sudah 20
tahun silam , mereka tak di anugerahi seorang pangeran maupun putri . Itu yang
membuat Ratu Zaitun menangis setiap menjelang tidurnya . Raja Cahkwe sungguh
tak kuasa melihat sang Ratu selalu bersedih dan menangis . Berbagai cara telah
Raja lakukan , tetapi tak sekalipun menuai hasil .
“Hamba
mohon ampun yang mulia baginda Raja , sudikah engkau memberi hamba izin
mengartikan mimpi baginda Raja “ , “ Ya , lekas kata kan wahai Siomay hamba
istana “
“Mimpi
baginda Raja , memberi isyarat agar baginda segera menemui seorang tabib dari timur
asal Bangsa India , ia bernama Bihun , tetapi mohon ampun baginda , umur beliau
sudah tidak lama lagi “
“Tiada
dusta kah apa yang engkau katakan itu wahai hamba istana ku?” , “ Jikalau lisan
hamba ini meleset dari kebenaran , hamba rela leher hamba ini , baginda penggal
untuk santapan buaya istana “
“Baiklah
, jika demikian yang engkau katakan Siomay , Sekarang segera ku perintah kan
wahai engkau 1000 prajurit ku , segera engkau sekalian mencari Bihun tabib dari
timur , engkau persembahkan ia di hadapan ku sebelum rakyat ku menuai panen “ .
3
bulan berlalu , para prajurit istana tiba dengan membawa Bihun orang yang di
cari raja . Di sebuah ruangan di istana tanpa seorang pun disana , Raja dan
Ratu membicarakan perihalnya kepada Bihun . Ketika hari mulai senja , sesuai
dengan amanat Bihun , tanpa perbekalan dan pengawalan , Raja menunggang kuda
nya menuju sebuah goa yang terdapat di Bukit tak jauh dari istana . Alangkah
terkejut nya raja , ketika beberapa waktu ia berada di dalam goa , ia di kejut
kan dengan kehadiran seekor naga yang amat menyeramkan .
“
Hahahahaha .. tak perlu kau berkata-kata , aku tahu maksud hati mu menemui ku
di istana surga ku , wahai raja Cahkwe yang amat bijaksana , sungguh malang
nasib engkau , engkau menginginkan anak bukan?”
“Be..be..be..benar
wahai naga penghuni goa yang sungguh menakutkan manusia , aku menginginkan
seorang anak dambaan , dari mana kau tahu hal itu?”
Setelah terjadi percakapan panjang , dengan
wajah pucat, kaki gemetar , air mata mulai membasahi pipi , sang Raja dengan
penuh harapan pergi meninggalkan goa naga . Keesokan harinya Raja Cahkwe ,
memerintah kan para dayang , bahkan ia mengundang juru masak di penjuru negeri
. Raja memerintahkan untuk membuat makanan yang biasa di sebut mie tiaw dengan
jumlah yang banyak dan besar , yang nantinya akan di persembahkan kepada naga .
Tiga
bulan berlangsung , terjadi keanehan pada diri Ratu , tak perlu menunggu 9
bulan untuk mengandung , bahkan dalam 3 bulan saja , sang ratu hamil seperti
wanita yang hamil 9 bulan . Setiap malam Raja selalu berdo’a bersama rakyatnya
di bawah sinar rembulan . Hal yang paling di tunggu-tinggu pun akhirnya berada
pada puncaknya , sang anak yang dinanti lahir ketika malam bulan purnama sempurna
, sesempurna kelahiran anaknya . Yang membuat sang raja semakin bahagia , anak
yang di lahirkan Ratu adalah seorang putra , yang nanti nya akan menjadi
pangeran penerus sang raja . Tetapi ada-ada saja cobaan yang menerpa keluarga
yang baru saja mendapatkan kebahagiaan ini , di balik kebahagiaan sang raja ,
sang ratu menangis tatkala menatap wajah anak nya , ia teringat perkataan sang
naga ketika mempersembahkan mie tiaw , bahwa anak yang akan ratu lahirkan adalah
bukan anak yang abadi , apabila sang anak menginjak dewasa dan akan merasakan
indah nya cinta , tetapi saat itu juga sang anak mersakan kematian .
“Wahai
rakyat ku dan bala prajuritku , di hadapan kalian telah lahir seorang pangeran
, yang akan menggantikan aku nanti nya , kata kan pada setiap keturunan kalian
, patuhi dia , sebagaimana engkau semua memperlakukan ku , karena kesempurnaan
dan keunikan nya , ku anugerahkan ia dengan nama Pangeran Tiaw “ . Malam itu
semua rakyat tanpa terkecuali bersorak bahagia di bawah sinar rembulan .
Bertahun-tahun
sudah , kini sang pangeran sudah tumbuh dewasa seperti pangeran yang diharapkan
sang raja . Tetapi tatkala Pangeran jatuh cinta pada seorang gadis , sang Ratu
selalu menghalangi Pangeran , itu yang membuat ia mulai kesal pada sang ratu .
Bersama
prajurit nya , sang pangeran sedang
asyik memanah dan berburu di tengah hutan , tiba-tiba seekor singa jantan
datang menerkam Pangeran Tiaw , para prajurit memutus kan membawa Pangeran ke
desa Hong-Min , karena itu adalah desa terdekat . Tatkala mereka beristirahat ,
seorang penjual makan yang di sebut Copan , datang meghampiri Pangeran dan para
prajurit . Pangeran pun mencoba Copan buatan gadis tersebut .
Seiring
waktu berjalan , Pangeran Tiaw dan Meyling semakin akrab , setiap pagi Pangeran selalu menyantap copan buatan Meyling
sesudah ia menyantap makanan wajib nya , mie tiaw . “ Wahai gadis desa , siapa
pun engkau , pergilah dari hadapan pangeran , ku perintah kan engkau lekas
pergi “ , sang ratu datang dan mengusir meyling , ia pun segera pergi dari taman
istana . “ Wahai ibunda yang paling tersayang , apa maksud engkau mengusir
gadis itu “ , “ Jangan lagi kau dekati Gadis beraroma bawang itu ,engkau belum
saatnya untuk memiliki gadis , apalagi pendamping “ , “ Sungguh tega engaku
wahai bunda kepadaku , daku bukan anak yang masih menyusu pada mu , walau gadis
itu beraroma bawang dan sebagainya , tapi dia baik dan cantik , daku suka
padanya , daku mencintai nya , daku akan menikahinya ibunda ku Ratu negeri ini
“ , “ Sadarkah engkau berkata demikian kepada ratu mu sekaligus ibu mu ? “ , “
Jikalau ibunda menghalangi ku bersama Meyling bunga desa Hong-Min , lebih baik
hamba pergi ke goa di bukit itu , agar hamba menjadi santapan istimewa sang
naga “ . Sang ratu sekejap menangis dan meninggalkan taman istana .
Pada
akhirnya sang ratu tiba di istana , bersama Meyling dan Capcay , paman Meyling
yang mengajarinya membuat copan yang enak . Mereka membawa seribu copan yagng
telah di ramu dandi racik bersama , dengan ramuan penangkal kutukan naga .
Copan buatan mereka di tambah dengan sisik naga yang telah di halus kan , Capcay mendapatkan nya ketika Naga belum
terbangun dari tidur panjangnya .
“Wahai
Meyling putri Copan ku , daku sungguh rindu pada mu , lihat daku menjadi
seperti ini karena selalu memikirkan engkau “ , “ Wahai Pangeran Tiaw ku ,
hamba datang kesini untuk menjawab pertanyaan mu waktu itu , hamba terima
lamaran mu wahai Pangeran , dengan satu syarat “ , “ Benar kah yang engkau
lisan kan itu , tiada yang indah di hidup daku , selain mendengar lisan mu tadi
, apa sayaratnya Putri , apa pun akan hamba lakukan“.
“
Jikalau begitu , syarat nya engkau habis kan seribu Copan yang hamba bawa ini “
, “ Wahai gadis manis , jikalau engkau memerintah kan daku untuk memakan copan
sedermaga sekalipun hamba sanggup , selagi itu masih racikan mu , jikalau copan
itu bukan racikan mu , tak akan hamba sentuh sedikit pun apa lagi untuk
memakannya “ , “ Jika engkau bersungguh-sungguh mencintai hamba , tak perlu
engkau mengetahui siapa pembuatnya , jika hamba meminta engkau memakan nya ,
maka makan lah , jika engkau menolaknya , hamba akan lari sejauh-jauhnya agar
engkau tak kan dapat bertemu hamba selamanya “ , “ Baik lah Putri Copan , demi
engkau , hamba bersedia “ .
Setelah
memakan seribu copan dengan ramuan khusus , Pangeran Tiaw dan Putri Copan
melaksanakan pernikahan yang amat megah , dengan mengundang , para penguasa
dari negeri lain . Menu utama perayaan pernikahan itu adalah mie tiaw , copan
kukus dan copan goreng . Sungguh megah dan istimewa perayaan itu . Raja Cahkwe
dan Ratu Zaitun tak lagi khawatir dengan hidup Pangeran Tiaw , karena mereka
yakin bahwa seribu copan yang di makan pangeran waktu itu , benar-benar dapat
menyembuhkan nya .
Kehidupan
Pangeran Tiaw dengan Putri Copan semakin bahagia , karena mereka tak lama lagi
akan memiliki seorang anak . Kali ini benar-benar bahagia yang sungguh tak ada
banding bagi Raja dan Ratu Negeri Fu Yong Hai . Tak sempat berbahagia bersama
cucu Negeri dambaan , Raja Cahkwe yang sudah amat tua lebih dulu meninggalkan
mereka , dan meninggalkan istri tercinta Ratu Zaitun , tak ada yang paling
sempurna atas kepemimpinanya . Badai tangis melanda Negeri hingga ke semua
penjuru . Seorang putra pertama pangeran tiaw pun lahir dengan sempurna ,
dengan wajah yang amat mirip dengan ayahanda nya , di punggung sang anak
terdapat lambang unik , lambang ini juga di miliki oleh Raja Cahkwe , lambang
ini mempunyai arti “ Pemimpin Penjuru Negeri “
, tak lama kelahiran sang cucu , Ratu Zaitun pun mengakhiri masa tua nya
, dan menyusul suami tercinta menuju surga , ia meninggalkan amanat yang ia
tulis di atas secarik pelepah pohon.
“
Wahai engkau-engkau para penerus penguasa negeri Fu Yong Hai , tak ada yang
bisa kami titipkan apa pun kepada hamba sekalian , melainkan kami titip kan
jiwa pemimpin yang di wariskan oleh ayahanda kalian , jadi lah pemimpin yang
jujur , kubur sifat sombong dan dengki , berbaik hati lah pada semua rakyat ,
bukan hanya keluarga yang di ubah bahagia , tetapi para rakyat juga
bahagia , kami titipkan negeri ini
Kepada kalian , berilah nama yang baik kepada cucu ku , ubah lah negeri ini ,
karena ini adalah saatnya kalian untuk memipin negeri impian “ .
Usai
sudah perjalanan hidup 2 manusia tua yang amat sempurna ini . Kini tinggal lah
2 manusia penerus yang akan menelusuri liku-liku kehidupan bersama sang anak
yang baru lahir , yang mereka beri nama Pangeran Bakpao . Naga yang menyeramkan
pun akhir nya musnah , para tabib dan pendeta menemukan bangkai nya di dalam
goa , tanpa meninggalkan makna sedikutpun .
“Wahai
istriku yang telah menjadi Ratu , di tengah kita ada Pangeran Bakpao yang amat
tampan paras nya , apa pun yang terjadi , kebahagiaan negeri , kebahagiaan kita
, akan selalu ku perjuangkan dan ku pertanggung jawab kan , tak ku biarkan air
mata berlinang di pipi mu sedikit pun , karena aku kan setia dan senatiasa
membuat engkau bahagia , sesuai perintah Ratu Zaitun , ku beri nama negeri kita
ini , “ Negeri Seribu Copan “ , Karena seribu copan kini aku dapat merasakan bahagia yang abadi .
Berakhir
sudah kisah Negeri Fu Yong Hai dengan pemimpinnya yang sempurna . Dan kisah
“Negeri Seribu Copan” akan segera di mulai .
......................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar