Selasa, 27 Mei 2014

Profil Prabowo Subianto

Letnan Jenderal TNI (PurnawirawanPrabowo Subianto Djojohadikusumo (lahir di Jakarta17 Oktober 1951; umur 62 tahun) adalah seorang tokoh militer dan politik Indonesia. Seorang mantan perwira tinggi TNI Angkatan Darat, ia pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus dengan pangkat Mayor Jenderal, dari bulan Desember 1995 hingga Maret 1998, dan kemudian dipromosikan menjadi Panglima Kostrad dengan pangkat Letnan Jenderal. Namun, baru dua bulan menjabat, ia diberhentikan pada bulan Mei 1998 oleh Presiden B.J. Habibie.
Setelah tak aktif lagi dalam dinas militer, ia menjadi pengusaha, dan kemudian mulai aktif dalam politik dengan mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya. Ia mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada pemilihan umum presiden Indonesia 2009 mendampingiMegawati Soekarnoputri dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, tetapi hanya berhasil meraih sekitar 26,79% dari suara nasional, dan gagal terpilih. Pada pemilihan umum presiden Indonesia 2014, ia maju sebagai calon presiden bersama calon wakil presiden Hatta Rajasa.

Cerpen Cinta dan Kehidupan

Menanti Surat Maryam
Karya Muh.Arif Rahman
Siapa bilang langit cerah hari ini? . Faktanya tak secerah bintang memantulkan sinarnya . Teriakan langit membuat kaki ku bergetar , siapa lagi ? ya aku Nasrul biak transmigran asal Sleman . Nampaknya akan turun serdadu hujan dari langit yang sebentar lagi akan menghapus debu di bumi khatulistiwa. 
Meski kaki ku bergetar bagai dawai gitar yang sedikit sumbang , tapi hati kecil ini tetap optimis akan hidup . Langit kusam nan gelap tak bercahaya , begitulah lukisan hidup ku yang abstrak , meski begitu aku harus ikhlas melakoninya tanpa harus pasrah begitu saja . Jenggot khas ayahku hitam keputih-putihan dan rambut bergelombang ibuku masih ku simpan dalam memory kecil dalam hidupku sebelum mereka pergi membawa kebahagiaan hidup ku dan luka membekas di Gempa Yogyakarta . Sesekali irama lagu “Kla Project” membuat aku menangis di sudut malam .  Ucha dan Nisa bukanlah kerabat lama , terlebih lagi saudara sedarah dengan ku . Tepatnya jembatan tua Pasar Beringin kota Kelenteng yang mempertemukan kami 2 tahun silam , setelah aku menyelesaikan belajar di tingkat pertama sebelum Pak Lek Diman lari bersama janda muda pergi entah kemana .
Siapa kira , kata Pak Toke , aku bocah yang bisa di kata kan ABG , dengan gaya yang kalem dan lembut  , suara yang enggan terdengar dapat melakukan hal ini . Jawaban yang paling tepat adalah hidup yang membutuhkan kuantitas harta .
Salah besar jika ada yang beropini hal ini hal buruk . Dengan kedua kaki yang ku miliki , aku mengitari kota tatkala matahari di atas ubun-ubun hingga tak lagi membiaskan cahayanya . Bukan lah bernyanyi dengan gitar tua dan krencengan bekas , bukan juga meminta , merengek dengan paras iba di perempatan lampu merah Jalan Ali Anyang , melainkan lembaran-lembaran kaya wawasan teraktual selalu hadir di tengah kesibukan warung kopi dan terminal . Warung Kopi milik Ko Aloy jadi sasaran jitu .
Sesekali koran-koran layu karena keringat bernada letih dari wajah ku jatuh satu demi satu . Aku bukan lah lelaki yang kuat , mampu menegak kan baja sebagai pasak bumi , tapi hati dan semangat yang membuat tegar , menukar lembaran-lembaran kertas untuk selembar kertas , sesekali seberkas logam .
Mungkin nasib badan , aku lebih beruntung di banding Ucha dan Nisa yang tinggal di pelosok kota , harus berhenti menggali ilmu , di ingat-ingat hanya setinggi Madrasah Ibtidaiyah , dapat mengeja dan bersenandung dengan angka itu sudah lebih dari cukup bagi Ucha dan Nisa .